Jumat, 26 April 2013

Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan



I. PENDAHULUAN


1.1.            Dasar Teori

Tanaman akan sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh patogen (parasit) atau dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh karena itu, untuk terjadinya penyakit tumbuhan,sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi antara dua komponen (tumbuhan dan patogen). Jika pada saat terjadinya kontak dan untuk beberapa saat kemudian terjadi keadaan yang sangat dingin, sangat panas, sangat kering, atau beberapa keadaan ekstrim lainnya, maka pathogen mungkin tidak mampu menyerang atau tumbuhan mungkin mampu menahan serangan, meskipun telah terjadi kontak antara keduanya, penyakit tidak berkembang. Nampaknya komponen ketiga juga harus terdapat untuk dapat berkembangnya penyakit. Akan tetapi, masing-masing dari ketiga komponen tersebut dapat memperlihatkan keragaman yang luar biasa, dan apabila salah satu komponen tersebut berubah, maka akan mempengaruhi tingkat serangan penyakit dalam individu tumbuhan atau dalam populasi tumbuhan.
Interaksi ketiga komponen tersebut telah umum digambarkan sebagai suatu segitiga, umumnya disebut segitiga penyakit (disease triangle). Setiap sisi sebanding dengan total jumlah sifat-sifat tiap komponen yang memungkinkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, jika tumbuhan bersifat tahan, umumnya pada tingkat yang tidak menguntungkan atau dengan jarak tanam yang lebar maka segitiga penyakit – dan jumlah penyakit – akan kecil atau tidak ada, sedangkan jika tumbuhan rentan, pada tingkat pertumbuhan yang rentan atau dengan jarak tanam rapat, maka sisi inangnya akan panjang dan jumlah potensial penyakit akan bertambah besar. Dengan cara yang sama, patogen lebih  virulen, dalam jumlah berlimpah dan dalam keadaan aktif, maka sisi patogen akan bertambah panjang dan jumlah potensial penyakitnya lebih besar. Juga keadaan lebih menguntungkan yang membantu patogen, sebagai contoh suhu, kelembaban dan angin yang dapat menurunkan tingkat ketahanan inang, maka sisi lingkungan akan menjadi lebih panjang dan jumlah potensial penyakit lebih besar. (Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta)

Umumnya tumbuhan sakit menunjukkan gejala yang khusus. Gejala (symptom) adalah perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan sebagai akibat adanya penyakit. seringkali penyakit tertentu tidak hanya menyebabkan timbulnya satu gejala, tetapi juga menimbulkan sindroma. selain itu beberapa penyakit berbeda menunjukkan gejala yang sama, sehingga dengan memperhatikan gejala saja sulit untuk mendiagnosis dengan pasti. maka, selain memperhatikan gejala kita harus memeperhatikan tanda (sign) dari penyakit. Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain raksi tumbuhan inang (gejala), misalnya bentuk tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok, lendir dan sebagainya.
Kelainan/penyimpangan dari keadaan normal tanaman akibat adanya gangguan penyebab penyakit, dan gejala dapat dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan sifatnya, ada 2 tipe gejala yaitu gejala local dan gejala sistemik. Gejala lokal adalah Gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak  atau kanker.gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar. Dan Gejala sistemik adalah kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic, belang maupun layu.gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil). Sedangkan Berdasarkan Bentuknya Gejala Penyakit Tumbuhan Dibagi Menjadi Gejala Morfologi & Gejala Histologi. Gejala Morfologi adalah gejala luar yang dapat dilihat & dapat diketahui melalui bau diketahui melalui bau, rasa dan raba; dapat ditunjukkan oleh dapat ditunjukkan oleh seluruh tumbuhan atau tiap organ dari  dari tumbuhan. Dan Gejala Histologi adalah gejala yang hanya gejala yang hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan pemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang sakit jaringan yang sakit.
Gejala histologi dapat dibedakan menjadi 3 tipe gejala:yaitu nekrosis,  hipoplasia dan hiperplasia.
A.       Gejala Nekrosis
Gejala nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan kematian sel. gejala Nekrotik dibagi kedalam beberapa gejala seperti:
1.      Nekrosis atau matinya bagian tanaman Sekumpulan sel yang terbatas dalam jaringan tertentu mati dan pada alat tanaman terlihat adanya becak-becak atau bintik-bintik hitam.
2.      Hidrosis Disebabkan karena air sel keluar dari ruang sel masuk kedalam ruang sela-sela sel, bagian ini akan tampak kebasah-basahan.
3.      Klorosis Rusaknya kloroplas menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau.
4.      Layu, ini adalah gejala sekunder yang disebabkan karena adanya gangguan dalam berkas pengangkutan atau adanya kerusakan pada susunan akar yang menyebabkan tidak seimbangknya penguapan dengan pengangkutan air.
5.      Gosong Gejala gosong atau scorch yang sering disebut terbakar adalah mati dan mengeringnya bagian tanaman tertentu hampir sama dengan gejala nekrosis. Gejala gosong biasanya terjadi karena penyebab abiotik.
6.      Mati ujung Mati ujung biasanya terjadi pada ranting atau cabang yang dimulai dari ujungnya baru meluas kepangkal.
7.      Busuk Busuk disebabkan karena rusaknya sel-sel atau jaringan-jaringan. Sebenarnya gejala busuk sama dengan gejala nekrosis tetapi lazimnya perkataan busuk dipakai untuk bagian-bagian yang tebal seperti buah, batang, akar. Busuk terbagi menjadi dua yaitu busuk basah dan busuk kering. Busuk basah biasanya disertai bau yang tidak enak atau cairan-cairan yang kental biasanya terjadi pada bagian tanaman yang berdaging, sedangkan busuk kering jarang berbau.
8.      Rebah semai Jamur yang biasanya menyerang adalah jenis Rhizoctonia, Sclerotium, Fusarium, Phytium, Phytophthora dan menyebkan batang membusuk atau tanaman rebah.
9.      Kanker Gejala ini lazimnya terjadi pada bagian-bagian yang berkayu pada batang, ranting ataupun akar.
10.  Perdarahan atau eksudasi Gejala ini biasanya ditunjukkan dengan adanya cairan-cairan yang keluar bagian tanaman.


B. Gejala Hipolastik
Gejala Hipoblastik adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel , gejala ini terbagi menjadi berikut:
1.      Kerdil atau tumbuh terhambat Terhambatnya pertumbuhan bagian-bagian tanaman sehingga ukurannya lebih kecil daripada biasanya.
2.      Klorosis Rusaknya kloroplas menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau.
3.      Etiolasi Gejala ini ditunjukkan dengan tanaman yang menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit.
4.      Pemusaran (resetting)

C. Gejala Hiperplastik
Gejala hiperplastik ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya (overdevelopment). Gejala hiperplastik terbagi sebagai berikut:
1.      Menggulung atau mengeriting Gejala gulung daun (leaf roll) atau gejala mengeriting (curling) disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun.
2.      Rontok Peristiwa ini dianggap sebagai gejala penyakit jika terjadi sebelum waktunya (premature) dan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya. Rontoknya. bagian tanaman disebabkan terjadinya lapisan pemisah yang terdiri atas sel-sel yang membulat seperti tepung dan lepas-lepas.
3.      Perubahan warna Yang dimaksud disini adalah perubahan warna yang bukan klorosis misalnya daun yang sakit berubah warna menjadi kengu-unguan karena membentuk antosianin.

Penyakit tumbuhan digolongkan menjadi dua golongan a. Penyakit Abiotik b. Penyakit Biotik

PENYAKIT ABIOTIK
Penyakit abiotik adalah penyakit yang disebabkan oleh penyakit noninfeksi/ penyakit yang tidak dapat ditularkan dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain. Patogen penyakit abiotik meliput, 1. Suhu tinggi, 2. Suhu rendah, 3. Kadar oksigen yang tak sesuai, 4. Kelembaban udara yang tak sesuai, 5. Keracunan mineral, 6. Kekurangan mineral, 7. Senyawa kimia alamiah beracun, 8. Senyawa kimia pestisida, 9. Polutan udara beracun, 10. Hujan es dan angin.

PENYAKIT BIOTIK
Penyakit biotikk adalah penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh penyakit infeksius bukan binatang dan dapat menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain:
Patogen penyakit biotik meliputi :

·         Jamur
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif.
Jamur dibagi menjadi 6 divisi :
1.      Myxomycotina (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2 fase hidup, yaitu fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium dan fase tubuh buah. Bereproduksi secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut myxoflagelata.
2.      Oomycotina
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti. Bereproduksi secara egetatif yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia. Dan Generatif dengan cara bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
3.      Zygomycotina
Tubuh multiseluler. Habitat umumnya di darat sebagai saprofit. Hifa tidak bersekat. Bereproduksi secara vegetatif: dengan spora. generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
4.      Ascomycotina
Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler. Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak. Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak). Reproduksi secara vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia. Dan secara generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
5.      Basidiomycotina
Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora. Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
6.      Deuteromycotin
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
MIKORHIZA
Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur yang dari Divisio Zygomycotina, Ascomycotina dan Basidiomycotina.
LICHENES
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal dari ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim.

·         Bakteri
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Bakteri dibagi menjadi 2 subkingdom, yaitu Arkhaebakteria dan Eubakteria. Perbedaan antara subkingdom arhaebakteria dan eubakteria adalah komposisi RNA ribosomnya. Subkingdom eubakteria adalah seluruh anggota bakteri selai arkhaebakteria. Eubhakteria ini sering dianggap sebagai bakteri yang sesungguhnya.
Bakteri bereproduksi secara vegetative/aseksual dengan membelah diri secara biner.
Ada tiga proses para seksual yang telah diketahui , yaitu transformasi , konjugasi dan transduksi.
Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu :
1.      Bentuk batang / silindris.
2.      Bentuk bulat / kokus
3.      Bentuk spiral / spirilium.

·         Virus
Ilmu tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) = racun. Hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain. Saat ini virus adalah mahluk yang berukuran paling kecil. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan bakteri (bakteri filter). Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang terdiri dari satu atau dua bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks (coat protein atau kapsid).
Gejala penyakit yang disebabkan oleh virus sangat bervariasi. Ada virus yang laten tanpa menimbulkan gejala, ada virus yang dapat menimbulkan gejala ke seluruh tubuh tanaman, mulai dari tidak berat sampai sangat berat. Virus tumbuhan biasanya disebarkan oleh serangga vektor golongan Aphid, leaf hoppers, Trips, tungau, lalat putih atau karena pembuatan okulasi, penyambungan atau oleh adanya kontak antara tanaman sakit dengan tanaman sehat.
Cara pencegahan penyakit karena virus dilakukan dengan tindakan vaksinasi. Vaksin pertama yang ditemukan oleh manusia adalah vaksin cacar, ditemukan oleh Edward Jenner (1789), sedangkan vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi penyebab polio. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti virus di dalam tubuhnya, yang disebut Interferon, meskipun demikian manusia masih dapat sakit karena infeksi virus, karena kecepatan replikasi virus tidak dapat diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon.
(http://ardian88.blogspot.com/2009/09/gejala-penyakit-tanaman.html)


1.2.            Tujuan
Agar Mahasiswa dapat mengenal dan membedakan gejala penyakit tanaman dan agar mahasiswa mengetahui penyebab penyakit berdasarkan gejala dan tanda yang diamati khususnya yang disebabkan cendawan, bakteri, virus.

II. BAHAN DAN METODE


2.1.            Tempat dan Waktu

Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman (Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan) ini dilaksanaklan pada hari Sabtu, tanggal 23 Maret 2013. Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangkaraya.

2.2.            Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah bagian tanaman yang bergejala, alkohol, aquades kapas, kertas tissue. Sedangkan alat yang digunakan adalah mikroskop, loupe, objek glass, cover glass, jarum pentul dan silet.

2.3.            Cara Kerja
a.       Mengamati gejala penyakit kemudian mengambarkan !, menyebutkan ciri-ciri atau penampakan fisiologis dari gejala tersebut.
b.      Mengamati secara mikroskopis penyebab penyakit dengan berdasarkan tanda yang tampak dan menggmbar serta menyebut bagian-bagiannya.
c.       Membuat herbarium dengan berdasarkan gejala spesifik dari penyakit tumbuhan.



III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1.            Hasil Pengamatan

No
Nama
Gejala yang diamati
Tipe penyakit
Gejala penyakit
Penyebab penyakit
1.
Wortel (umbinya)
Busuk, Berair
Nekrosis
Busuk Basah
Erwinia Coratavora
2.
Cabai (Buahnya)
Busuk, bewarna coklat, berair
Nekrosis
Busuk basah
Erwinia
3.
Sawo (batangnya)
Terjadi pembengkakan pada batang
Hiperplasia
Kudis (scab)
Bakteri
4.
Jambu agung (daun)
Terdapat bintil-bintil pada daun, terdapat kutu di dalam bintil
Hiperplasia
Kudis (scab)
Hama
5.
Jagung
Batang kerdil daun berwarna kekuning
Hipoplasia
Kerdil (atrofi)
Virus
6.
Jarak (daun)
Berwarna kekuningan dan tulang daun masih berwarna hijau
Hipoplasia
Vien banding
Cendawan
7.
Pepaya (daun)
Daun keriting, kerdil
hipoplasia
-
-




3.2.            Pembahasan
No
Nama / bagian tanaman yang diamati
Gambar Makroskopik
Gambar Mikroskopik
1.
Wortel (umbinya)

           Busuk Lunak, yang disebabkan oleh Patogen Bakteri Erwina Cartovora. Busuk lunak adalah penyakit yang merugikan pada tanaman-tanaman sayuran, termasuk kubis-kubisan, baik di lapangan maupun dalam penyimpanan dan pengangkutan sebagaipenyakit pasca panen. Penyakit tersebar umum di seluruh dunia. Kemajuan teknologi yang dicapai ilmuan pada akhir dekade ini untuk menekanpenyebaran patogenErwinia carotovoramelalui molekul signal pada pathogen dikuatirkan akanmanciptakan galur yang resisten. Teknik perbanyakan secara tradisional tidak dapat digunakansebagai senjat ayang ampuh karena kurangnya sifat resisten. Penelitian lebih lanjut masih dikebangkan untuk menangani masalah ini.Klasifikasi

Kingdom: Bacteria Phylum
ProteobacteriaClass: Gammaproteobacteria
Order: Enterobacteriales
Family: Enterobacteriaceae
Genus: Erwinia
Species: E. carotovora
Gejala serangan

    Gejala yang umum pada tanaman wortel adalah busuk lunak, berwarna coklat ataukehitaman, pada daun, batang, dan umbi. Pada bagian yang terinfeksi mula-mula terjadi bercak kebasahan. Bercak membesar dan mengendap (melekuk), bentuknya tidak teratur, berwarnacoklat tua kehitaman. Jika kelembaban tinggi jaringan yang sakit tampak kebasahan, berwarnakrem atau kecoklatan, dan tampak agak berbutui-butir halus. Disekitar bagian yang sakit terjadipembentukan pigmen coklat tua atau hitam.(Machmud, 1984; Suhardi, 1988)
2.
Cabai (Buahnya)
Penyakit antraknosa atau patek pada tanaman cabai disebabkan oleh CendawanColletotrichum capsici Sydow dan Colletotrichum gloeosporioides Pens, penyakit antraknosa atau patek ini merupakan momok bagi para petani cabai karena bisa menghancurkan panen hingga 20-90 % terutama pada saat musim hujan, cendawan penyebab penyakit antraknosa atau patek ini berkembang dengan sangat pesat bila kelembaban udara cukup tinggi yaitu bila lebih dari 80 rH dengan suhu 32 derajat selsius biasanya gejala serangan penyakit antraknosa atau patek pada buah ditandai buah busuk berwarna kuning-coklat seperti terkena sengatan matahari diikuti oleh busuk basah yang terkadang ada jelaganya berwarna hitam. Sedangkan pada biji dapat menimbulkan kegagalan berkecambah atau bila telah menjadi kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah. Pada tanaman dewasa dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu daun dan batang yang menimbulkan busuk kering warna cokelat kehitam-hitaman.
Pengendalian Penyakit Antraknosa atau Patek:
·         Melakukan prendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat Celcius) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik yaitu golongan triazole dan pyrimidin (0.05-0.1%) sebelum ditanam atau menggunakan agen hayati.
·         Penyiraman fungisida atau agen hayati yang tepat pada umur 5 sebelum pindah tanam.
·         Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi, namun perlu diperhatikan saat melakukan pemusnahan, tangan yang telah menyentuh (sebaiknya diusahakan tidak menyentuh) luka pada tanaman tidak menyentuh tanaman/buah yang sehat, dan sebaiknya dilakukan menjelang pulang sehingga kita tidak terlalu banyak bersinggungan dengan tanaman/buah yang masih sehat.
·         Penggiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain yang bukan famili solanaceae(terong, tomat dll) atau tanaman inang lainnya misal pepaya karena berdasarkan penelitian  patogen antraknosa pada pepaya dapat menyerang cabai pada pertanaman.
·         Penggunaan fungisida fenarimol, triazole, klorotalonil, dll. khususnya pada periode pematangan buah dan terutama saat curah hujan cukup tinggi.. Fungisida diberikan secara bergilir untuk satu penyemprotan dengan penyemprotan berikutnya, baik yang menggunakan fungisida sistemik atau kontak atau bisa juga gabungan keduanya.
·         Penggunaan mulsa hitam perak, karena dengan menggunakan mulsa hitam perak sinar matahari dapat dipantukan pada bagian bawah permukaan daun/tanaman sehingga kelembaban tidak begitu tinggi.
·         Menggunakan jarak tanam yang lebar yaitu sekitar 65-70 cm (lebih baik yang 70 cm) dan ditanam secara zig-zag ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban dan sirkulasi udara cukup lancar karena jarak antar tanaman semakin lebar, keuntungan lain buah akan tumbuh lebih besar.
·         Jangan gunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misal pupuk Urea, Za, ataupun pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi.
·         Penyiangan / sanitasi gulma atau rumput-rumputan agar kelembaban berkurang dan tanaman semakin sehat.
·         Jangan menanam cabai dekat dengan tanaman cabai yang sudah terkena lebih dahulu oleh antraknosa / patek, ataupun tanaman inang lain yang telah terinfeksi.
·         Pengelolaan drainase yang baik di musim penghujan.
Agen hayati yang sering digunakan dalam pengendalian antraknosa adalah : Actinoplanes, Alcaligenes, Agrobacterium Amorphospongarium, athrobacter dll, dan ini biasanya bisa didapat di balai perlindungan tanaman Deptan. Namun perlu diperhatikan bila kita menggunakan agen hayati sebaiknya kita tidak menggunakan pestisida kimia, karena akan menyebabkan kematian pada agen hayati tersebut.
3.
Sawo (batangnya)
Agrobacterium tumefaciens yang sedang meninfeksi sel wortel.
Hawar benang putih Penyebab: jamur (cendawan) Marasmius scandens Mass, yang tumbuh pada permukaan batang dan cabang tanaman sawo. Gejala: daun-daun mengering dan berguguran. Pada ranting yang mengering terdapat benang-benang jamur berwarna putih.
Pengendalian: (1) dengan cara mengurangi kelembaban kebun, memotong bagian tanaman yang sakit berat; (2) mengoleskan atau menyemprotkan fungisida, seperti Benlate dengan dosis 2 gr/1 air.
4.
Jambu agung (daun)
Penyakit bintil daun sering dijumpai pada banyak tanaman yaitu jambu agung dan mangga. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya bintil hijau sampai kehitaman pada permukaan daun mangga yang jika bintil ini disayat dengan pisau silet, maka didalamnya akan dapat ditemukan larva kecil berwarna putih sepanjang 1 - 2 mm. Penyakit ini disebabkan oleh diinjeksikannya telur lalat betina pada jaringan daun mangga muda menggunakan alat bertelur (ovipositor). Sekali bertelur seekor lalat betina dapat mengeluarkan 100 - 250 butir telur. Dalam waktu 2 - 3 hari telur akan menetas menjadi larva yang menghisap cairan daun. Setelah 10 - 14 hari, larva akan membuat lubang pada bintil untuk menjatuhkan diri ke tanah untuk membuat kepompong selama 8 - 12 hari yang akan menjadi lalat muda Procontarinia matteiana.Lalat Procontarinia matteiana lalat bergerak pada malam hari dan beristirahat pada siang hari. Merusak daun jambu agung dan daun mangga akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.Penjegahan penyakit bintil daun dapat dimulai dengan menjaga kebersihan tanah dibawah tajuk jambu agung dan mangga yang merupakan tempat kepompong lalat Procontarinia.Lalat bergerak pada malam hari dan beristirahat pada siang hari.Rusaknya da daun mangga akan ditemukan. Pendangkiran tanah di bawah tajuk dan pemberian insektisida sistemik seperti FURADAN 3GR, Curater 3G, dan Temik 10 G dapat di berikan di sekitar perakaran tanaman dapat digunakan untuk mencegah dan menanggulangi penyakit bintil daun.Baik FURADAN 3GR, Curater 3G, maupun Temik 10 G adalah insektisida yang bersifat sistemik.
Karena Procontarinia matteiana hanya menyerang daun muda, maka pemberian insektisida sistemik dapat diberikan setelah tanaman mangga berbuah atau jika pada ujung ranting tanaman mulai tampak tanda-tanda pecah tunas daun yang menumbuhkan tunas daun baru. Pada umumnya tanaman mangga di Indonesia berbuah pada bulan november sampat februari, maka insektisida sistemik dapat diberikan pada bulan Maret sampai bulan Juni saat tanaman memasuki fase pertumbuhan (fase vegetatif).


5.
Jagung

Virus merupakan jasad renik yang dapat hidup di temat yang hidup (seperti organ hewan dan tumbuhan). Kali ini pembahasan tertuju pada Penyakit Tanaman Disebabkan Virus yang banyak sekali menyerang. pada dasarnya dampak yang ditimbulkan antara virus yang satu dengan virus yang lain berbeda sangat. berikut adalah uraian singkat tentang Penyakit Tanaman Disebabkan Virus :
Penyakit virus belang menyerang pada tanaman kacang tanah. Kehilangan basil akibat serangan penyakit virus belang berkisar 10 -60% tergantung dari jenis kacang tanah. Penyakit belang disebabkan oleh virus yang diidentifikasi sebagai virus Belang Kacang Tanah atau Groundnut Mottle Virus. Gejala yang sering dijumpai di lapang adalah gejala belang berwama hijau tua dikelilingi daerah yang lebih terang atau hijau kekuning-kuningan. Pada umumnya gejala awal pada daun muda terluhat adanya bintik- bintik klorotik yang selanjutnya berkembang menjadi belang-belang melingkar. a terdapat pada lembaga biji tanaman sakit.(blogspot)
Penykit ini menyerang pada padi tepatnya pada bagian daun padi. Intensitas serangan bergantung pada tingkat ketahanan varietas padi dan umur tanaman pada saat terinfeksi. Gejalanya tampak pada perubahan warna pada daun muda menjadi kuning oranye dimulai dari ujung daun, jumlah anakan berkurang, tanaman kerdil dan pertumbuhannya terhambat. Gejala penyakit tersebar mengelompok, hamparan tanaman padi terlihat seperti bergelombang karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan yang terinfeksi.(blogspot)
Penykit ini menyerang pada padi tepatnya pada bagian daun padi. Intensitas serangan bergantung pada tingkat ketahanan varietas padi dan umur tanaman pada saat terinfeksi. Gejalanya tampak pada perubahan warna pada daun muda menjadi kuning oranye dimulai dari ujung daun, jumlah anakan berkurang, tanaman kerdil dan pertumbuhannya terhambat. Gejala penyakit tersebar mengelompok, hamparan tanaman padi terlihat seperti bergelombang karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan yang terinfeksi.(blogspot)
Virus yang menyerang tanaman ini adalah virus TYMV (Turnip Yellow Mozaik Virus). Penyakit ini menyrang bagian daun tanaman lobak. Gejala yang bisa diamati adalah lobak menjadi berwarna kuning (menguning).

6.
Jarak (daun)

Penyebab dari penyakit cendawan yang bernama Marasmius palmivorus sharples. Tanaman ini juga menyerang tanaman jambu. Gejala serangan buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas buah. 
Gejala serangan :
           Penyakit ini menyerang tanaman berumur 3 – 10 tahun.
   Menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit.   
              Pengendalian :
               Tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan.
          Membuang semua bunga dan buah yang membusuk dan membakar buah yang terserang. Dapat disemprot dengan menggunakan Difolatan atau Actidone dengan konsentrasi 0,2 % atau sebanyak 0,7 liter/ha dengan interval waktu 2 minggu sekali.
            Pengendalian tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan.

7.
Pepaya (daun)









IV PENUTUP


4.1.            Kesimpulan

Dari praktium dapat disimpulkan gejala penyakit tumbuhan timbul akibat masuknya pathogen kedalam jaringan tumbuhan dan menyebabkan terjadinya infeksi sehingga terjadinya perubahan pada sel atau jaringan tumbuhan.Penyakit tumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu:Penyakit tumbuhan yang bersifat infeksi atau parasit:Penyakit yang disebabkan oleh Jamur Penyakit yang disebabkan oleh Prokariotik(Bakteri dan Mikroplasma),Penyakit yang disebabkan oleh tumbuhan tinggi parasit,Penyakit yang disebabkan oleh Virus dan Veroid,Penyakit yang disebabkan oleh Nematoda,Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa.Penyakit non-infektif atau abiotik(fisiopath)adalah penyakit yang disebabkan oleh:Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah,Kekurangan atau kelebihan kelembaban tanah,Kekurangan atau kelebihan cahaya,Kekurangan oksigen,Populsi udara,Difesiensi hara,Keracunan hara,Kemasan atau salinitas,Teksisitas pestisida,Kultur teknik yang salah.




DAFTAR FUSTAKA
Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta