I. PENDAHULUAN
1.1.
Dasar Teori
Tanaman akan sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh
patogen (parasit) atau dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh
karena itu, untuk terjadinya penyakit tumbuhan,sedikitnya harus terjadi kontak
dan terjadi interaksi antara dua komponen (tumbuhan dan patogen). Jika pada
saat terjadinya kontak dan untuk beberapa saat kemudian terjadi keadaan yang
sangat dingin, sangat panas, sangat kering, atau beberapa keadaan ekstrim lainnya,
maka pathogen mungkin tidak mampu menyerang atau tumbuhan mungkin mampu menahan
serangan, meskipun telah terjadi kontak antara keduanya, penyakit tidak
berkembang. Nampaknya komponen ketiga juga harus terdapat untuk dapat
berkembangnya penyakit. Akan tetapi, masing-masing dari ketiga komponen
tersebut dapat memperlihatkan keragaman yang luar biasa, dan apabila salah satu
komponen tersebut berubah, maka akan mempengaruhi tingkat serangan penyakit
dalam individu tumbuhan atau dalam populasi tumbuhan.
Interaksi ketiga komponen tersebut telah umum digambarkan
sebagai suatu segitiga, umumnya disebut segitiga penyakit (disease triangle).
Setiap sisi sebanding dengan total jumlah sifat-sifat tiap komponen yang
memungkinkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, jika tumbuhan bersifat tahan,
umumnya pada tingkat yang tidak menguntungkan atau dengan jarak tanam yang
lebar maka segitiga penyakit – dan jumlah penyakit – akan kecil atau tidak ada,
sedangkan jika tumbuhan rentan, pada tingkat pertumbuhan yang rentan atau dengan
jarak tanam rapat, maka sisi inangnya akan panjang dan jumlah potensial
penyakit akan bertambah besar. Dengan cara yang sama, patogen lebih
virulen, dalam jumlah berlimpah dan dalam keadaan aktif, maka sisi
patogen akan bertambah panjang dan jumlah potensial penyakitnya lebih besar.
Juga keadaan lebih menguntungkan yang membantu patogen, sebagai contoh suhu,
kelembaban dan angin yang dapat menurunkan tingkat ketahanan inang, maka sisi
lingkungan akan menjadi lebih panjang dan jumlah potensial penyakit lebih besar. (Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu
Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta)
Umumnya tumbuhan sakit menunjukkan gejala yang khusus.
Gejala (symptom) adalah perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan
sebagai akibat adanya penyakit. seringkali penyakit tertentu tidak hanya
menyebabkan timbulnya satu gejala, tetapi juga menimbulkan sindroma. selain itu
beberapa penyakit berbeda menunjukkan gejala yang sama, sehingga dengan
memperhatikan gejala saja sulit untuk mendiagnosis dengan pasti. maka, selain
memperhatikan gejala kita harus memeperhatikan tanda (sign) dari penyakit.
Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain raksi tumbuhan inang (gejala),
misalnya bentuk tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok, lendir dan
sebagainya.
Kelainan/penyimpangan dari keadaan normal tanaman akibat
adanya gangguan penyebab penyakit, dan gejala dapat dilihat dengan mata
telanjang. Berdasarkan sifatnya, ada 2
tipe gejala yaitu gejala local dan gejala sistemik. Gejala lokal adalah Gejala
yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam
bentuk bercak atau kanker.gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu
dari tanaman (pada daun, buah, akar. Dan Gejala sistemik adalah kondisi
serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya.
Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic, belang maupun layu.gejalanya
terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil). Sedangkan Berdasarkan Bentuknya Gejala Penyakit
Tumbuhan Dibagi Menjadi Gejala Morfologi & Gejala Histologi.
Gejala Morfologi adalah gejala luar yang dapat dilihat & dapat
diketahui melalui bau diketahui melalui bau, rasa dan raba; dapat
ditunjukkan oleh dapat ditunjukkan oleh seluruh tumbuhan atau tiap organ dari
dari tumbuhan. Dan Gejala Histologi adalah gejala yang hanya gejala
yang hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan pemeriksaan mikroskopis dari
jaringan yang sakit jaringan yang sakit.
Gejala histologi dapat dibedakan
menjadi 3 tipe gejala:yaitu nekrosis, hipoplasia dan hiperplasia.
A.
Gejala Nekrosis
Gejala nekrotik terjadi karena adanya kerusakan pada sel
atau bagian sel bahkan kematian sel. gejala Nekrotik dibagi kedalam beberapa
gejala seperti:
1. Nekrosis atau matinya bagian tanaman Sekumpulan
sel yang terbatas dalam jaringan tertentu mati dan pada
alat tanaman terlihat adanya becak-becak atau bintik-bintik hitam.
2. Hidrosis Disebabkan karena air
sel keluar dari ruang sel masuk kedalam ruang sela-sela sel, bagian ini akan
tampak kebasah-basahan.
3. Klorosis Rusaknya kloroplas
menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau.
4. Layu, ini adalah gejala sekunder
yang disebabkan karena adanya gangguan dalam berkas pengangkutan atau adanya
kerusakan pada susunan akar yang menyebabkan tidak seimbangknya penguapan
dengan pengangkutan air.
5. Gosong Gejala gosong atau scorch
yang sering disebut terbakar adalah mati dan mengeringnya
bagian tanaman tertentu hampir sama dengan gejala nekrosis. Gejala
gosong biasanya terjadi karena penyebab abiotik.
6. Mati ujung Mati ujung biasanya
terjadi pada ranting atau cabang yang dimulai dari ujungnya baru meluas
kepangkal.
7. Busuk Busuk disebabkan karena
rusaknya sel-sel atau jaringan-jaringan. Sebenarnya gejala busuk sama dengan
gejala nekrosis tetapi lazimnya perkataan busuk dipakai untuk bagian-bagian
yang tebal seperti buah, batang, akar. Busuk terbagi menjadi dua yaitu busuk
basah dan busuk kering. Busuk basah biasanya disertai bau yang tidak enak atau
cairan-cairan yang kental biasanya terjadi pada bagian tanaman yang
berdaging, sedangkan busuk kering jarang berbau.
8. Rebah semai Jamur yang biasanya
menyerang adalah jenis Rhizoctonia, Sclerotium, Fusarium, Phytium,
Phytophthora dan menyebkan batang membusuk atau tanaman rebah.
9. Kanker Gejala ini lazimnya terjadi
pada bagian-bagian yang berkayu pada batang, ranting ataupun akar.
10. Perdarahan atau eksudasi Gejala ini
biasanya ditunjukkan dengan adanya cairan-cairan yang keluar
bagian tanaman.
B. Gejala Hipolastik
Gejala Hipoblastik adalah gejala yang disebabkan karena
terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel , gejala ini terbagi menjadi
berikut:
1. Kerdil atau tumbuh terhambat
Terhambatnya pertumbuhan bagian-bagian tanaman sehingga ukurannya
lebih kecil daripada biasanya.
2. Klorosis Rusaknya kloroplas
menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau.
3. Etiolasi Gejala ini ditunjukkan
dengan tanaman yang menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai
daun-daun yang sempit.
4. Pemusaran (resetting)
C. Gejala Hiperplastik
Gejala hiperplastik ini disebabkan karena adanya pertumbuhan
sel yang lebih dari biasanya (overdevelopment). Gejala hiperplastik terbagi
sebagai berikut:
1. Menggulung atau mengeriting Gejala
gulung daun (leaf roll) atau gejala mengeriting (curling) disebabkan karena
pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun.
2. Rontok Peristiwa ini dianggap
sebagai gejala penyakit jika terjadi sebelum waktunya (premature) dan dalam
jumlah yang lebih banyak dari biasanya. Rontoknya.
bagian tanaman disebabkan terjadinya lapisan pemisah yang terdiri
atas sel-sel yang membulat seperti tepung dan lepas-lepas.
3. Perubahan warna Yang dimaksud disini
adalah perubahan warna yang bukan klorosis misalnya daun yang sakit berubah
warna menjadi kengu-unguan karena membentuk antosianin.
Penyakit
tumbuhan digolongkan menjadi dua golongan a. Penyakit Abiotik b. Penyakit
Biotik
PENYAKIT ABIOTIK
Penyakit abiotik adalah penyakit yang disebabkan oleh
penyakit noninfeksi/ penyakit yang tidak dapat ditularkan dari tumbuhan satu ke
tumbuhan yang lain. Patogen penyakit abiotik meliput, 1. Suhu tinggi, 2. Suhu
rendah, 3. Kadar oksigen yang tak sesuai, 4. Kelembaban udara yang tak sesuai,
5. Keracunan mineral, 6. Kekurangan mineral, 7. Senyawa kimia alamiah beracun,
8. Senyawa kimia pestisida, 9. Polutan udara beracun, 10. Hujan es dan angin.
PENYAKIT BIOTIK
Penyakit biotikk adalah penyakit
tumbuhan yang disebabkan oleh penyakit infeksius bukan binatang dan dapat
menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain:
Patogen penyakit biotik meliputi :
·
Jamur
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak
mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur
ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang
disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut
miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara
generatif.
Jamur dibagi menjadi 6
divisi :
1. Myxomycotina
(Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang
paling sederhana. Mempunyai 2 fase hidup, yaitu fase vegetatif (fase lendir)
yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium dan fase tubuh buah.
Bereproduksi secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut
myxoflagelata.
2. Oomycotina
Tubuhnya
terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak
inti. Bereproduksi secara egetatif yang hidup di air dengan zoospora yang hidup
di darat dengan sporangium dan konidia. Dan Generatif dengan cara bersatunya
gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi
individu baru.
3. Zygomycotina
Tubuh multiseluler. Habitat umumnya
di darat sebagai saprofit. Hifa tidak bersekat. Bereproduksi secara vegetatif:
dengan spora. generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
4. Ascomycotina
Tubuh ada yang uniseluler dan ada
yang multi seluler. Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti
banyak. Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan
ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak). Reproduksi secara vegetatif : pada
jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora
dari konidia. Dan secara generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
5. Basidiomycotina
Ciri khasnya alat repoduksi
generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora. Kebanyalcan anggota
spesies berukuran makroskopik.
6. Deuteromycotin
Nama lainnya Fungi Imperfecti
(jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui
dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
MIKORHIZA
Mikorhiza
adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur yang dari
Divisio Zygomycotina, Ascomycotina dan Basidiomycotina.
LICHENES
Likenes
adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal dari
ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena
mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim.
·
Bakteri
Bakteri merupakan
organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan
mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di
darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang
menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme
uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran
renik (mikroskopis).
Bakteri dibagi menjadi
2 subkingdom, yaitu Arkhaebakteria dan Eubakteria. Perbedaan antara subkingdom
arhaebakteria dan eubakteria adalah komposisi RNA ribosomnya. Subkingdom
eubakteria adalah seluruh anggota bakteri selai arkhaebakteria. Eubhakteria ini
sering dianggap sebagai bakteri yang sesungguhnya.
Bakteri bereproduksi
secara vegetative/aseksual dengan membelah diri secara biner.
Ada tiga proses para
seksual yang telah diketahui , yaitu transformasi , konjugasi dan transduksi.
Bentuk bakteri sangat
bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu :
1. Bentuk
batang / silindris.
2. Bentuk
bulat / kokus
3. Bentuk
spiral / spirilium.
·
Virus
Ilmu
tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) = racun. Hampir semua
virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain. Saat ini virus adalah
mahluk yang berukuran paling kecil. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop
elektron dan lolos dari saringan bakteri (bakteri filter). Virus merupakan
kesatuan ultramikroskopik yang terdiri dari satu atau dua bentuk asam nukleat
yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks (coat protein atau kapsid).
Gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus sangat bervariasi. Ada virus yang laten
tanpa menimbulkan gejala, ada virus yang dapat menimbulkan gejala ke seluruh
tubuh tanaman, mulai dari tidak berat sampai sangat berat. Virus tumbuhan
biasanya disebarkan oleh serangga vektor golongan Aphid, leaf hoppers, Trips,
tungau, lalat putih atau karena pembuatan okulasi, penyambungan atau oleh
adanya kontak antara tanaman sakit dengan tanaman sehat.
Cara
pencegahan penyakit karena virus dilakukan dengan tindakan vaksinasi. Vaksin
pertama yang ditemukan oleh manusia adalah vaksin cacar, ditemukan oleh Edward
Jenner (1789), sedangkan vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam
menanggulangi penyebab polio. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti
virus di dalam tubuhnya, yang disebut Interferon, meskipun demikian manusia
masih dapat sakit karena infeksi virus, karena kecepatan replikasi virus tidak
dapat diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon.
(http://ardian88.blogspot.com/2009/09/gejala-penyakit-tanaman.html)
1.2.
Tujuan
Agar Mahasiswa
dapat mengenal dan membedakan gejala penyakit tanaman dan agar mahasiswa
mengetahui penyebab penyakit berdasarkan gejala dan tanda yang diamati
khususnya yang disebabkan cendawan, bakteri, virus.
II. BAHAN DAN METODE
2.1.
Tempat dan Waktu
Praktikum
Dasar Perlindungan Tanaman (Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan) ini dilaksanaklan
pada hari Sabtu, tanggal 23 Maret 2013. Bertempat di Laboratorium Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangkaraya.
2.2.
Alat dan Bahan
Bahan
yang digunakan adalah bagian tanaman yang bergejala, alkohol, aquades kapas, kertas
tissue. Sedangkan alat yang digunakan adalah mikroskop, loupe, objek glass,
cover glass, jarum pentul dan silet.
2.3.
Cara Kerja
a. Mengamati
gejala penyakit kemudian mengambarkan !, menyebutkan ciri-ciri atau penampakan
fisiologis dari gejala tersebut.
b. Mengamati
secara mikroskopis penyebab penyakit dengan berdasarkan tanda yang tampak dan menggmbar
serta menyebut bagian-bagiannya.
c. Membuat
herbarium dengan berdasarkan gejala spesifik dari penyakit tumbuhan.
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil Pengamatan
No
|
Nama
|
Gejala yang diamati
|
Tipe penyakit
|
Gejala penyakit
|
Penyebab penyakit
|
1.
|
Wortel (umbinya)
|
Busuk, Berair
|
Nekrosis
|
Busuk Basah
|
Erwinia
Coratavora
|
2.
|
Cabai (Buahnya)
|
Busuk, bewarna coklat, berair
|
Nekrosis
|
Busuk basah
|
Erwinia
|
3.
|
Sawo (batangnya)
|
Terjadi pembengkakan pada batang
|
Hiperplasia
|
Kudis (scab)
|
Bakteri
|
4.
|
Jambu agung (daun)
|
Terdapat bintil-bintil pada daun,
terdapat kutu di dalam bintil
|
Hiperplasia
|
Kudis (scab)
|
Hama
|
5.
|
Jagung
|
Batang kerdil daun berwarna kekuning
|
Hipoplasia
|
Kerdil (atrofi)
|
Virus
|
6.
|
Jarak (daun)
|
Berwarna kekuningan dan tulang daun
masih berwarna hijau
|
Hipoplasia
|
Vien banding
|
Cendawan
|
7.
|
Pepaya (daun)
|
Daun keriting, kerdil
|
hipoplasia
|
-
|
-
|
3.2.
Pembahasan
IV PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dari praktium dapat disimpulkan
gejala penyakit tumbuhan timbul akibat masuknya pathogen kedalam jaringan
tumbuhan dan menyebabkan terjadinya infeksi sehingga terjadinya perubahan pada
sel atau jaringan tumbuhan.Penyakit tumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu:Penyakit
tumbuhan yang bersifat infeksi atau parasit:Penyakit yang disebabkan oleh
Jamur Penyakit yang disebabkan oleh Prokariotik(Bakteri dan
Mikroplasma),Penyakit yang disebabkan oleh tumbuhan tinggi parasit,Penyakit
yang disebabkan oleh Virus dan Veroid,Penyakit yang disebabkan oleh
Nematoda,Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa.Penyakit non-infektif atau
abiotik(fisiopath)adalah penyakit yang disebabkan oleh:Suhu yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah,Kekurangan atau kelebihan kelembaban
tanah,Kekurangan atau kelebihan cahaya,Kekurangan oksigen,Populsi
udara,Difesiensi hara,Keracunan hara,Kemasan atau salinitas,Teksisitas
pestisida,Kultur teknik yang salah.
DAFTAR FUSTAKA
Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit
Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta