Rabu, 22 Mei 2013

Hadiah Istimewa Dihari Raya


Oleh : Addie Tikman


Teeeet teeet teeeet.......
Bel terakhir akhirnya berbunyi, aku yakin bunyi bel ini disambut secara meriah oleh semua siswa siswi di manapun sekolahnya yaa termasuk sekolahku dan terutama aku.
“di...!!
“Kenapa Put...?”
“Nebeng yah sampai  rumah...?” kataputri yang lngsung naik di jok belakang vespa ku

Akhir-akhir ini aku cukup akrab dengan putri. Putri adalah teman sekolah ku, aku saat ini duduk dikelas 1c sedangkan putrid dikelas 1b. awalnya sih aku hanya sebatas kenal dengan putri, namun beberapa minggu belakangan ini aku lebih akrab dengannya, soalnya aku diminta kakakku untuk membantunya menjaga anaknya setelah pulang sekolah, maklum kakakku sedang hamil tua. Aku sadar kalau rumah putrid dekat dengan rumah kakakku ketika acara tujuh bulanaan kehamilan kakakku, disitu dia datang bersama ibunya, mulai dari situlah kami akrab,entah hanya untuk meminjam buku pelajaran atau menemani Karel anak kakakku bernain dengan susan adik putri dan bahkan sesekali berangkat dan pulang sekolah bareng.

“di, kamu sore ini  kamu ke ulang tahunnya veni gak...?”
“kalau sempat sih aku kesana,, kenapa...?? ... Mau nebeng lagi”
Putri tersenyum “Tau ajah...!”
            “ya udah, aku balik dulu yah”
            “jangan lupa jemput ya” teriak putri ketika aku memacu vespa ku ke rumah yang berjarak kerumah + 500 m dari rumah putri.

            Sore harinya dengan pakaian seadanya kupacu vespaku kerumah putri. Tak perlu menunggu lama setelah ku sms dia ketika aku berangkat dari rumah kakakku, putri langsung keluar berlari menghampiriku sambil berteriak “mah, Putri pergi duluya, asalammualikum” kata putri yang kali ini mengenakkan baju kaos putih, celana jins, dan jaket jins kesayanganya, serta tak ketinggalan kado besar hadiah untuk veni.

            Sesampainya dirumah Veni,, kami langsung disambut oleh yang punya acara,, “ceiyee,, berdua lagi nih,, mulai dari disekolah tadi berdua terus,, berangkat dan pulang ajah boncengan,, sampai kesinipun bareng, pacaran ya...!!” kata-kata veni ini membuat aku dan Putri digosipkan pacaran disekolah.

            Mulai hari itu aku berusaha menjauh dari putri,, kini hampir 5 bulan sudah aku kurang bergaul bersama dengan putri, kami hanya sekedar bertegur sapa ketika bertemu, ketika diluar sekolah pun sekarang aku dan putri jarang bertemu, sekarang aku sudah kembali kerumah orang tuaku tidak lagi membatu kakak ku untuk menjaga karel, sebab 3 bulan yang lalu dia sudah melahirkan keponakanku yang cantik.

            Sekarang sudah masuk bulan Ramadan
            “Adi...!” sapa seorang wanita padaku ketika pulang sholat taraweh.
            Aku tertegun mengenalin wanita berjilbab yang meyapaku tadi “wow,, wow,, put” kataku tertegun.
“kenapa...? ga cocok ya?? Kata putri membetulkan jilbabnya.
“gak kok, tambah cantik malahan, makanya aku sampai pangling”
“put yuk”  kata ibu putri.
“sampai besok ya di, sholat disini lagi...? aku pun hanya menganguk melihat putri masuk ke mobilnya.

Beberapa hari yang berlalu, sore itu ketika aku ngabuburit bareng komunitas vespa ku, entah kenapa aku teringat dengan putri, iseng-iseng ku sms dia, kami sms ngelatur kesana kemari sehigga tak terasa waktu berbuka hamper tiba
“udah dulu ya di,, aku mau bantuin ibu nyiapin menu berbuka”
“oke seep”
Beberapa saat setelah berbuka aku kembali mengirim sms kepada putri
“put,, sholat terawaeh bareng yuk, lama udah kita gak jalan bareng nih...!!”
Beberapa saat kemudian hp ku berbunyi
“beleh,, kamu jemput aku yah”
“oke,, tunggu ya”
“iya”

Aku pun segera bergegas pergi menjemput putri. Ketika selesai sholat taraweh, akupu langsung mengantarakan putri pulang, belum ada keberanian lagi bagiku untuk mengajak putri jalan bareng seperti dulu.

Hari-hari yang cerah untuk jiwaku yang cerah beberapa hari ini. Entahlah apa yang tengah terjadi denganku. Aku merasa semua hari-hari ku terasa menyenangkan bila bersama dengan Putri. Sekarang aku mulai berani lagi mengajak putrid jalan bareng, mulai dari ngabuburit bareng, buka bareng, teraweh bareng, bahkan nonton bareng.

Beberapa hari sebelum hari raya, seperti malam-malam biasanya aku dan putri sepulang teraweh kami pergi jalan-jalan mengelilingi indahnya kerlap kelip lampu malam kotaku.

Sesampainya dirumah putrid
“put...”
“ya..”
Aku tersenyum memandangi gadis yang 1 bulan belakangan ini memakai jilbab
“put,, mau ga jadi pacarku” entah dapat keberanian dari mana aku untuk mengatakan perasaan ku pada Putri,

Putri Nampak terkejut dengan apa yang kukataan padanya, dia tak mengeluarkan sepataah kata pun, bahkan dia tiba-tiba berjalan mundur dan masu kerumahnya meninggalkan aku dan vespaku didepanrumahnya.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, aku berpikir keras, salahkah aku menyatakan cintaku pada putri, selama ini kupikir putri juga suka denganku, toh dia mau di ajak jalan berdua, ngabuburit bareng, buka puasa bersama, bahkan ketika jalan bareng tak segan segan dia merangkul tanganku, bahkan ketika kami nonton dia juga tak segan untuk merebahkan kepalanya dipundaku, tapi apakah itu hanya sekedar reaksi pertemanan.

Sesampainya dirumah aku langsung mengirimkan pesan singkat kepada putri
            “put, maaf ya kalau aku membuatmu terkejut atau marah, kalu kamu mau kamu boleh melupakan kejadian tadi, anggap ajah aku tak mengatakan apa-apa, yang penting asalkan pertemanaan kita tak terputus.”
            Tak lama berselang putri membalas pesanku “gak kok di, seharusnya aku yang mintamaaf, aku tadi yang ninggalin kamu masuk tiba-tiba” jawab putri singkat.
            Tak lama setelah itu tiba-tiba Without You-nya G-Dragon Big Bang berdendang di hpku menandakan ada pesan masuk.
            “aku tak bisa memberi jawaban sekarang,, maaf ya.” Isi pesan tersebut yang ternyata dari putri

            Keesokannya kucoba lagi untuk mengajak putri ngabuburit sambil berniat meminta maaf secara langsung apabila kemaren aku membuat sesuatu kesalahan. Namun ia menolak karena alasan karena ada acara keluarga. Malam harinya kuajak lagi dia untuk terweh bareng namun ia juga tetap menolaknya dengan alasan sedang berhalangan begitu juga degnan esok harinya, aku berharap dapat bertemu dengan putri walau hanya sebentar.
           
            Pagi itu kucoba pergi kerumahnya, namun rumah putri Nampak kosong tak berpenghui, kucoba menunggu ditempat kakakku hingga waktu berbuka hampir tiba, namun rumah putri masih juga tak menunjukan ada tanda-tanda penghuninya satu pun,
            “ah mungkin mereka pulang kampong” kataku dalam hati sambil memacu vespaku ketika melewati rumah putri.

            Akhirnya hari raya idul fitri pun tiba, dan sudah 4 hari juga aku loss contac dengan putri. Sore itu seperti tahun-tahun sebelumnya, saatnya keluarga besar ku kumpul dirumah orang tuaku, tiba-tiba
            “di...ada temanmu datang tuh” kata sepupu ku
            “siapa...?”
“entahlah,, pacar lu kali, yang pasti cewek tuh”
“pacar,, yang ada malah ditolak kemaren nembak cewe” kataku pada sepupu ku itu

Aku terkejut melihat temanku yang berdiri didepan pitu saat ini
“putri... wow... kemana ajah,, kok ngilang”
“maaf, gak ngasih kabar, aku kemaren-maren pulang ketempat kakekku bersama orangtuaku” katanya tersenyum manis
“yuk masuk” ajakku
“oh, ya. Ini ada sedikit oleh oleh” kata putrid sambil menyodorkan sekotak kue kepadaku.
Akupun mengenalkan putri kepada kelurgaku, sebetulnya aku sangat menyesalkan kenapa putri datang saat keluarga besarku sedang berkumpul dirumah,

Satu persatu putri menyalami anggota keluarga besarku, mulai dari yang paling tua hingga yang paling muda, dali yang paling kecil hingga yang paling besar. Ketika Putri bersalamana denga ibuku, ibu ku bertanya
“putri, udah berapa lama pacaran sama adi, kok baru sekarang main kerumah?”
Innallahi,, kataku dalam hati,, kenapa ibuku berkata begitu. Tapi wajarlah ibuku berkata begitu, jangan kan pacar, teman cewek aja belum ada satupun yang pernah main kerumah, sekalinya ada  cewek yang datang, sudah catik, anggun, ramah, soleha + berjilbab lagi. *hehehe*
Putri tersipu malu “baru satu minggu te, makanya belum sempat main kesini”
Jawaban yang sangat membuat aku terkejut bukan main, tepatnya sih tekejut bahagia, karena sejak aku menyatakan perasaan ku pada putri, teryata putrid telah menerima ku walaupun dia tak member tahukanya kepadaku lebih dulu.
Tak perlu menunggu lama, seluruh keluargaku cepatakrab denga putri, begitu juga sebaliknya, putri juga cepat akrab dengan keluargaku. Dan bagiku, ini adalah hari raya yang istimewa karena ada seseorang yang istimewa datang kerumahku membawakan hadiah istimewa dan peryataan istimewa.
THE END