Jumat, 03 Mei 2013

Menenal Pestisida dan Aplikasinya


I. PENDAHULUAN



1.1.  Dasar Teori


Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".
Kelompok utama pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangga hama dengan tunggau adalah insektisida, akarisida dan fumigan, sedang jenis pestisida yang lain diberi nama masing-masing sesuai dengan hama sasarannya. Dengan demikian penggolongan pestisida berdasar jasad sasaran dibagi menjadi :
a.       Insektisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa serangga. Contoh : Bassa 50 EC Kiltop 50 EC dan lain-lain.
b.      Nematisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa cacing-cacing parasit yang biasa menyerang akar tanaman. Contoh : Furadan 3 G.
c.       Rodentisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas binatang-binatang mengerat, seperti misalnya tupai, tikus. Contoh : Klerat RM, Racumin, Caumatatralyl, Bromodoiline dan lain-lain.
d.      Herbisida : adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulam (tanaman pengganggu). Contoh : Ronstar ODS 5/5 Saturn D.
e.       Fungisida : digunakan untuk memberantas jasad yang berupa cendawan (jamur). Contoh : Rabcide 50 WP, Kasumin 20 AB, Fujiwan 400 EC, Daconil 75 WP, Dalsene MX 2000.
f.       Akarisida : yaitu racun yang digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang berupa tunggau. Contoh : Mitac 200 EC, Petracrex 300 EC.
g.      Bakterisida : yaitu racun yang digunakan untuk mengendalikan penykit tanaman yang disebabkan oleh bakteri. Contoh : Ffenazin-5-oksida (Staplex 10 WP).
Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:
1.      Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates) Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.
2.      Butiran (granulars) Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule).
3.      Debu (dust) Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).
4.      Tepung (powder) Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).
5.      Oli (oil) Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.
6.      Fumigansia (fumigant) Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.
Penggunaan Pestisida secara bijaksana adalah penggunaan pestisida yang memperhatikan prinsip 5 (lima) tepat, yaitu; 1. Tepat Sasaran, tentukan jenis tanaman dan hama sasaran yang akan dikendalikan, sebaiknya tentukan pula unsur-unsur abiotis dan biotis lainnya. 2. Tepat Jenis, setelah diketahui hasil analisis agro ekosistem, maka dapat ditentukan pula jenis pestisida apa yang harus digunakan, misalnya : untuk hama serangga gunakan insektisida, untuk tikus gunakan rodentisida. Pilihlah pestisida yang paling tepat diantara sekian banyak pilihan, misalnya : untuk pengendalian hama ulat grayak pada tanaman kedelai. Berdasarkan Izin dari Menteri Pertanian tersedia ± 150 nama dagang insektisida. Jangan menggunakan pestisida tidak berlabel, kecuali pestisida botani racikan sendiri yang dibuat berdasarkan anjuran yang ditetapkan sesuai pilihan tersebut dengan alat aplikasi yang dimilki atau akan dimilki. 3. Tepat Waktu, waktu pengendalian yang paling tepat harus di tentukan berdasarkan ; a. Stadium rentan dari hama yang menyerang tanaman, misalnya stadium larva instar I, II, dan III. b. Kepadatan populasi yang paling tepat untuk dikendalikan, lakukan aplikasi pestisida berdasarkan Ambang Kendali atau Ambang Ekonomi. c. Kondisi lingkungan, misalnya jangan melakukan aplikasi pestisida pada saat hujan, kecepatan angin tinggi, cuaca panas terik. d. Lakukan pengulangan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menaplikasikan sesuatu pestisida antara lain; 1. Dosis Pestisida, Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu aplikasi atau lebih. Sementara dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida tergantung dalam label pestisida. Sebagai contoh dosis insektisida diazinon 60 EC adalah satu liter per ha untuk sekali aplikasi, atau misal 400 liter larutan jadi diazinon 60 EC per ha untuk satu kali aplikasi sedangkan untuk dosis bahan aktif contohnya sumibas 75 SP dengan dosis 0,75 kg/ha. 2. Konsentrasi Pestisida, Konsentrasi penyemprotan adalah jumlah pestisida yang disemprotkan dalam satu liter air (atau bahan pengencer lainnya) untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) tertentu. 3. Volume Semprot, Volume semprot adalah banyaknya larutan jadi insektisida yang digunakan untuk menyemprot hama/penyakit per satuan luas atau per satuan individu tanaman. 4.  Bahan Penyampur, Pestisida sebagai bahan racun aktif (active ingredients) dalam formulasi biasanya dinyatakan dalam berat/volume (di Amerika Serikat dan Inggris). Bahan-bahan lain yang tidak aktif yang dicampurkan dalam pestisida yang telah di formulasi dapat berupa; a.Solvent adalah bahan cair telarut mis: alkohol, minyak tanah, xyline dan air. Biasanya bahan terlarut ini telah diberi deodorant (bahan penghilang bau tidak enak baik yang berasal dari pelarut maupun dari bahan aktif). b. Sinergis adalah sejenis bahan yang dapat meningkatkan daya racun walaupun bahan itu sendiri mungkin tidak beracun, seperti sesamin (berasal dari biji wijen), dan piperonil butoksida. c. Emulsifier merupakan bahan detergen yang akan memudahkan terjadinya emulsi bila bahan minyak diencerkan dalam air
Kekurangan pengguna pestisida hama menjadi kebal (resisten). Peledakan hama baru (resurjensi). Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen. Terbunuhnya musuh alami. Pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia. Tidak ramah lingkungan. Harganya mahal. Matinya musuh alami hama tanaman. Matinya organisme yang berguna. 
Kelebihan pengguna pestisida Mudah di dapatkan di berbagai tempat. Zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida. Kemasan lebih praktis. Bersifat tahan lama untuk disimpan. Daya racunnya tinggi ( langsung mematikan bagi serangga.

1.2. Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui dan membedakan formulasi pestisida, dan untuk menentukan formulasi pestisida yang lebih aman untuk diaplikasikan serta mengetahui kelemahan-kelemahan dalam aplikasinya.


II. BAHAN DAN METODE



2.1. Tempat dan Waktu


Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman (Mengenal Peptisida dan Aplikasinya) ini dilaksanaklan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangkaraya. pada hari Sabtu, tanggal 27 April 2013, pukul 13.00 WIB.

2.2. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan yaitu beberapa jenis dan formulasi pestisida (disesuaikan dengan yang tersedia di laboratorium) dan air. Sedangkan alat yang digunakan adalah sprayer  gendong (otomatis dan semi otomatis) gelas ukur, maske, dll.

2.3. Cara kerja

1.      Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan, yaitu pestisida dengan 8 formulasi antara lain; SP, G, AS, F, SD, P, WP, dan EC dan air.
2.      Mengidentifikasiaplikasi pestisida, nama dagang, nama umum, formulasi, OPT sasaran dan teknik aplikasinya



III. HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1. Hasil pengamatan

No
Golongan
Nama Dagang
Nama Umum Bahan Aktif
Formulasi
OPT Sasaran
Teknik aplikasi
1
Insektisida
Indovin 85 SP
Karbabil 85%
Serbuk
Serangga
Disemprotkan
2
Nematisida
Insektisida
Fungisida
Basamid – 6
Dazomet 35%
Butiran
Nematoda serangga
Ditaburkan
3
Fungisida
Ridomil 35 SD
Metalaksil 35%
Serbuk
Jamur
Disemprotkan
4
Fungisida
Kumulus 80 WD6
Belerang 80%
Butiran
Jamur
Disemprotkan
5
Rodentisida
Mesophide 80P
Seng fosida 80%
Serbuk
Tikus
Disebarkan
6
Fungisida
Antracol 70WP
Propineb 70,5%
Serbuk
Jamur
Disemprotkan
7
Insektisida
Petrogenol 800L
Metil eugenol 800 g/L
Cairan
Serangga
Diteteskan pada kapas
8
Insektisida
Supracide 25WP
Meditation 25%
Serbuk
Serangga
Disemprotkan
9
Bakterisida
Agrept 20WP
Streptomisin sulfat 20%
Serbuk
Bakteri
Disemprotkan
10
Herbisida
Polaris
Monoamonium glifosat 200g/L
Monoamonium glifosat 8g/L
Cairan
Gulma
Disemprotkan
11
Insektisida
Dharmabas 500EC
BPMC 500g/L
Cairan
Serangga
Disemprotkan
12
Fungisida
Agrifos 400AS
Asam fosfit 400g/l
Cairan
Jamur
Disemprotkan
13
Insektisida
Bancol 50WP
Besultap 50%
Serbuk
Serangga
Disemprotkan


3.2.      Pembahasan

3.2.1.      Indovin 85SP
Pestisida dengan nama dagang Indovin 85SP ini termasuk dalam golongan Insektisida, dengan nama umum bahan aktif karbabil 85%, jenis formulasi pestisida ini adalah serbuk, dengan sasaran OPT  serangga, dengan cara disemprotkan disemprotkan.
3.2.2.      Basamid-6
Pestisida dengan nama dagan Basamid-6 ini termasuk dalam golongan Insektisida, nematisida dan fungisida, dengan nama umum bahan aktif Dazomet 98%, jenis formulasi pestisida ini adalah butiran, dengan sasaran OPT  serangga dan nematoda dengan cara pengaplikasian ditaburkan.
3.2.3.      Ridomil 35 SD
Pestisida dengan nama dagang Ridomil 35 SD ini termasuk dalam golongan fungisida, dengan nama umum bahan aktif Metalaksil 35%, jenis formulasi pestisida ini adalah Serbuk, dengan sasaran OPT  jamur dengan cara pengaplikasian disemprotkan.
3.2.4.      Kumulus 80 WD6
Pestisida dengan nama dagang Kumulus 80 WD6 ini termasuk dalam golongan fungisida, dengan nama umum bahan aktif belerang 80%, jenis formulasi pestisida ini dalah butiran, dengan sasaran OPT  jamur dengan cara pengaplikasian disemprotkan.
3.2.5.      Mesophide 80P
Pestisida dengan nama dagang Mesophide 80P ini termasuk dalam golongan rodentisida, dengan nama umum bahan aktif Seng fosida 80%, jenis formulasi pestisida ini adalah serbuk, dengan sasaran OPT tikus dan nematoda dengan cara pengaplikasian disebarkan.
3.2.6.      Antracol 70WP
Pestisida dengan nama dagang Antracol 70WP ini termasuk dalam golongan fungisida, dengan nama umum bahan aktif Propineb 70,5%, jenis formulasi pestisida ini adalah serbuk, dengan sasaran OPT  jamur dengan cara pengaplikasian disemprotkan.

3.2.7.      Petrogenol 800L
Pestisida dengan nama dagang Petrogenol 800L ini termasuk dalam golongan Insektisida, dengan nama umum bahan aktif Metil eugenol 800 g/L, jenis formulasi pestisida ini adalah cairan, dengan sasaran OPT  serangga dengan cara pengaplikasian diteteskan pada kapas.
3.2.8.      Supracide 25WP
Pestisida dengan nama dagang Supracide 25WP ini termasuk dalam golongan Insektisida, dengan nama umum bahan aktif Meditation 25%, jenis formulasi pestisida ini adalah serbuk, dengan sasaran OPT  serangga dengan cara pengaplikasian disemprotkan.
3.2.9.      Agrept 20WP
Pestisida dengan nama dagang Agrept 20WP ini termasuk dalam golongan Bakterisida, dengan nama umum bahan aktif Streptomisin sulfat 20%, jenis formulasi pestisida ini adalah serbuk, dengan sasaran OPT  bakteri dengan cara pengaplikasian disemprotkan.
3.2.10.  Polaris
Pestisida dengan nama dagang Polaris ini termasuk dalam golongan Herbisida, dengan nama umum bahan aktif Monoamonium glifosat 200g/L dan Monoamonium glifosat 8g/L, jenis formulasi pestisida ini adalah cairan, dengan sasaran OPT gulma dengan cara pengaplikasian disemprotkan.
3.2.11.  Dharmabas 500EC
Pestisida dengan nama dagang Dharmabas 500EC ini termasuk dalam golongan Insektisida, dengan nama umum bahan aktif BPMC 500g/L, jenis formulasi pestisida ini adalah cairan, dengan sasaran OPT  serangga dengan cara pengaplikasian disemprotkan.
3.2.12.  Agrifos 400AS
Pestisida dengan nama dagang Agrifos 400AS ini termasuk dalam golongan fungisida, dengan nama umum bahan aktif Asam fosfit 400g/l, jenis formulasi pestisida ini adalah cairan, dengan sasaran OPT Jamur dengan cara pengaplikasian disemprotkan.
3.2.13.  Bancol 50WP
Pestisida dengan nama dagang Bancol 50WP ini termasuk dalam golongan Insektisida, dengan nama umum bahan aktif Besultap 50%, jenis formulasi pestisida ini adalah serbuk, dengan sasaran OPT  serangga dan nematoda dengan cara pengaplikasian disemprotkan.



IV. PENUTUP