Jumat, 06 Februari 2015

Tanah dan Nutrisi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan, karena tanah merupakan media bagi tumbuhan yang hidup di atasnya, sumber nutrisi, dan tempat melekatkan diri dengan akarnya. Tanah diperlukan tumbuhan sebagai tempat hidup (habitat) dimana tumbuhan tersebut ditanam. Namun yang tak kalah penting adalah unsur hara yang terkandung dalam tanah yang diperlukan tumbuhan sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, tumbuhan menyerap tanah yang mengandung unsur hara dengan berbagai proses.
Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat menimbulkan masalah.
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari pertumbuhan suatu pohon. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh tumbuhan. Adapun nutrisi di dalam tanah adalah berupa air dan mineral.

1.2.Tujuan
Adapun yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah
1.    Menjelaskan tentang tanah yang ideal sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
2.    Menjelaskan tentang nutrisi yang terdapat dalam tanah yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
3.    Menjelaskan bagaimana tanaman bisa bisa memanfaatkan nutrisi yang ada dalam tanah untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangannya.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Tanah yang Ideal Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan karena tanah merupakan media bagi tumbuhan yang hidup diatasnya, sumber nutrisi dan tempat melekatkan diri dengan akarnya. Kondisi fisik tanah sangat ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Tingkat kesuburan tanah merupakan salah satu factor modal yang harus diperhitungkan, disamping faktor lain seperti keadaan lingkungan termasuk iklim, serangan hama penyakit ataupun tanaman pengganggu. Tanah yang lebih subur akan berproduksi lebih tinggi dari pada tanah yang kurang subur, bila tidak ada hambatan dari lingkungannya.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua, yaitu : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari gen dan hormon, sedangkan faktor eksternalnya terdiri dari air, suhu, kelembapan, dan oksigen.
Tanah memiliki tiga sifat yakni sifat fisika, sifat biologi, dan sifat kimia. Sifat fisika tanah merupakan sifat yang bisa dirasakan dan dilihat meliputi, tekstur tanah, struktur tanah, porositas, suhu tanah, dan warna tanah. Contohnya adalah tanah yang bertekstur liat dan berstruktur granuler atau remah, cocok untuk ditanam tanaman karena mampu mennyediakan unsur hara, air, dan oksigen yang cukup bagi kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari mahluk-mahluk hidup didalam tanah. Karena ada bagian-bagian hidup di dalam tanah, maka tanah itu disebut sebagai “Living System” contohnya akar tanaman dan organisme lainnya di dalam tanah. Sifat kimia tanah merupakan sifat tanah yang berkaitan dengan unsur-unsur kimia. Sifat Kimia tanah meliputi pH tanah dan unsur unsur makronutrien tanah. Peran pH tanah bagi tanaman adalah memudahkan tanaman untuk menyerap unsure hara, sedangkan unsure-unsur makronutrien tanah berperan mempercepat pertumbuhan tanaman.
Tanah terdiri dari tiga komponen: padat (butir pasir, debu, liat dan baha organik) , cair (air di dalam pori tanah), dan udara (di dalam pori atau rongga tanah). Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, ketiga komponen tersebut harus berada dalam keadaan seimbang. Bila tanah terlalu basah (hamper semua pori diisi air), maka akan kekurangan udara sehingga akar tanaman sulit bernapas. Sebaliknya, bila tanah terlalu kering (kekurangan air), walaupun cukup udara, dapat menyebabkan tanaman layu. Keadaan tanah yang serasi bisa menjadi habitat tumbuh-tumbuhan kalau perbandingan komponen-komponennya sebagai berikut: mineral 45%, bahan organic 5%, air antara 20-30%, dan udara tanah antara 20-30%.
           


Dipermukaan bumi, lahan atau tanah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebebkan oleh beberapa hal, antara lain:
1.    Tekstur tanah.
2.    Permeabilitas tanah.
3.    Ketebalan atau solum tanah.
4.    Kemiringan lereng.
5.    Tingkat erosi.
6.    Penyaluran air.
Tentu saja tagihan (distribution) gas dan air dalam ruang pori tanah dapat berubah dengan cepat tergantung pada faktor cuaca dan sejumlah faktor lainnya.
Unsur-unsur yang biasanya ditemukan dalam jumlah paling banyak adalah: O, Si, Al, Fe, C, Ca, K, Na dan Mg. Ini merupakan unsur-unsur utama yang banyak ditemukan dalam kerak bumi atau bahan endapan (sediments). Oksigen merupakan unsur yang paling umum dijumpai dalam kerak bumi dan tanah. Unsur ini menyusun sekitar 47 % berat kerak bumi dan lebih dari 90 % volume kerak bumi.
Komponen inorganik menempati lebih dari 90 % komponen padat dalam tanah. Komponen inorganik ini memiliki sifat-sifat seperti ukuran, luas permukaan, dan karakter muatan yang sangat mempengaruhi reaksi-reaksi kinetik dan keseimbangan serta prosesproses yang terjadi dalam tanah.
Komponen inorganik dalam tanah meliputi mineral primer dan sekunder (dijelaskan di bawah) yang memiliki ukuran (diameter partikel) berkisar dari lempung (< 0,002 mm atau < 2 m) sampai pasir kasar (> 2mm) dan batuan. Mineral didefinisikan sebagai senyawa inorganik alam yang memiliki sifat fisik, kimia dan kristalin tertentu. Mineral primer tidak mengalami perubahan sifat kimia selama proses pengendapan dan kristalisasi dari lava yang meleleh. Mineral primer yang umum dijumpai dalam tanah yaitu kuarsa dan feldspar. Sedang yang lainnya yang jumlahnya relatif lebih sedikit yaitu piroksin, mika, amfibol dan olivin. Mineral primer berada dalam fraksi pasir (partikel ukuran 2- 0,05 mm), dan debu (partikel ukuran 0,05 – 0,002 mm), dan mungkin juga fraksi lempung yang sedikit telah mengalami pelapukan. Mineral sekunder merupakan hasil pelapukan mineral primer yang telah mengalami perubahan struktur atau pengendapan kembali hasil pelapukan (dissolusi) dari mineral primer tersebut. Mineral sekunder yang biasa terdapat dalam tanah yaitu mineral aluminosilikat (seperti kaolinit dan motmorilonit), senyawa oksida-oksida (contoh; gibsit, goetit, dan birnesit), bahan-bahan amorf (seperti imogolit dan allofan), mineral sulfur dan mineral karbonat. Mineral sekunder biasanya terdapat dalam fraksi lempung, tetapi fraksi debu kadang-kadang juga mengandung mineral ini. Kita dapat 5 komponen penyusun tanah, yaitu :


a.    Bagian Mineral
Mineral adalah bahan penyusun tanah utama yang berasal dari kristalisasi magma, atau terbentuk sebagai hasil reaksi unsur kimia di dalam tanah. Berdasarkan ukuran dan proses terjadinya, mineral dalam tanah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu mineral primer dan mineral sekunder (Moorhause 1959). Mineral primer adalah mineral hasil pelapukan fisik dari batuan, sehingga struktur Kristal dan jenisnya tetap sama, hanya ukurannya menjadi lebih kecil, antara 2-0,05 mm. Mineral primer sering pula disebut mineral pasir. Contoh mineral primer adalah kuarsa, biotit, kalsit, dan dolomit. Mineral sekunder adalah mineral hasil pembentukan baru atau hasil pelapukan mineral primer yang terjadi selama proses pembentukan tanah, serta mempunyai komposisi dan struktur yang berbeda dengan mineral yang terlapuk. Contoh mineral sekunder adalah kaolinit dan smektit. Menurut Shaw et al. (1973), mineral primer dapat dibedakan atas mineral mudah lapuk (weatherable mineral) dan mineral tahan lapuk (resistant mineral). Mineral mudah lapuk adalah jenis mineral yang dapat melapuk dan melepaskan unsur-unsur penyusunnya ke dalam tanah pada waktu proses pembentukan tanah. Mineral tahan lapuk adalah mineral yang sulit melapuk seiring dengan proses pembentukan tanah.
Mineral mudah lapuk yang banyak dijumpai di Indonesia adalah plagioklas, amfibol, dan piroksin. Mineral mudah lapuk dapat mengalami proses pelapukan secara cepat, dan hasil pelapukannya berupa unsur hara seperti Ca, Mg, Na, K, dan Fe. Mineral tahan lapuk (opak, kuarsa) resisten terhadap pelapukan, sehingga walaupun tanah telah mengalami tingkat pelapukan lanjut, mineral tahan lapuk masih tetap ada (Prasetyoet al. 2004).
b.    Zat- Zat Organik Dalam Tanah
Zat-zat organik yang kedapatan di dalam tanah itu berasal dari pasir penguraian sisa-sisa tanaman dan hewan. Tanah yang berupa pasir sedikit benar bahan organicnya, sedang tanah pertanian yang biasa ad mengandung kira-kira 25% bahan organic.
Didalam bahan organic inilah terdapat kegiatan-kegiatan bakteri, jamur dan organism-organiame lainnya yang berjasa sekali dalam siklus peribahan zat –zat alam. Di daerah tropic, dimana kehidupan mikroorganisme aktif sekali, sisa-sisa bahan organic cepat sekali berubah menjadi zat-zat anorganik, sehingga jarang kita dpati humus yang cukup tebal.
c.    Air Tanah Dan Larutan Tanah
Air yang kita dapati di dlaam tanah itu mengandung segala macam bahan yang terdpat di dalam tanah itu, sehingga tepatlah kalau kita katakana, bahwa air tanah bukan air biasa lagi, melainkan suatu larutan tanah.
Tanah yang terdiri atas partikel-partikel besar kurang dapat menahan air daripada tanah yang partikel-partikel lebih halus. Kita membedakan adanya air yang tidak bebas, karena terikat secara kimia pada suatu partikel (air kimia), kita kenal air mengelilingi suatu partikel (airhigroskopik), dan kita kenal juga air yang mengisi sela-sela diantara partikel (air kapiler).
d.    Udara Di Dalam Tanah
Seperti halnya dengan sebagian air, maka udara mengisi rongga-rongga yang ada di sela-sela partikel. Makin besar partikelpartikelnya, makin banyak udara di sela-selanay. Inilah sebabnya maka tanah liat apalagi yang basah benar karena air kapiler tidak mempunyai ventilasi sama sekali. Tanah di mana rongga antara partikel itu ada yang besar-besar dan ada pula yang kecil-kecil, itulah tanah yang paling baik untuk akar tanaman. Rongga yang besar memberikan ventilasi yang cukup, sedang rongga-rongga yang kecil dapat menahan air banyak-banyak.
e.    Organisme Di Dalam Tanah
Tanah mempunyai penghuni beupa mikroorganisme bakteri, ganggang bersel satu, ganggang bersel banyak dan banyak jenis jamur semuanya merupakan flora yang lazim terdapat di permukaan dan di dalam lapisan tanah bagian atas. Sebagai faunanya kita dapati protozoa, mematoda, serangga beserta larva-larvanya.
Ada beberapa jenis organisme tanah, diantaranya adalah:
a.    Pemecah bahan organik seperti slaters (spesies Isopoda), tungau (mites), kumbang, dan collembola yang memecah-mecah bahan organic yang besar menjadi bagian-bagian kecil.
b.    Pembusuk bahan organik seperti jamur dan bakteri yang memecahkan bahan-bahan cellular.
c.    Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga dan azotobakter mengikat hara di dalam tanah.
d.    Pembangun struktur tanah seperti akar tanaman, cacing tanah, ulat-ulat, dan jamur semuanya membantu mengikat partikelpartikel tanah sehingga struktur tanah menjadi stabil dan tahan terhadap erosi.
e.    Patogen seperti jenis jamur tertentu, bakteri dan nematoda dapat menyerang jaringan tanaman.
f.     Predator atau pemangsa, termasuk protozoa, nematoda parasite dan jenis jamur tertentu, semuanya memangsa organisme tanah yang lain sebsagai sumber makanan mereka.
g.    Occupant/penghuni adalah jenis organisme tanah yang menggunakan tanah sebagai tempat tinggal sementara pada tahap siklus hidup tertentu, seperti ulat (larvae) dan telur cacing.
h.    Organisme bersimbiosis hidup pada/di dalam akar tanaman dan membantu tanaman untuk mendapatkan hara dari dalam tanah.
Mycorrhiza bersimbiosis dengan tanaman dan membantu tanaman untuk mendapatkan hara posfor, sedangkan rhizobium membantu tanaman untuk mendapatkan nitrogen


2.2.       Nutrisi Yang Terdapat Dalam Tanah Yang Diperlukan Untuk Menunjang Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan.
Nutrisi atau zat makanan berupa unsur-unsur atau senyawa kimia lainnya diperlukan tumbuhan sebagai sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Unsur-unsur tersebut sebagian diperoleh dari dalam tanah yang diserapmelalui bulu-bulu akar.
Unsur-unsur yang diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah relatif besar disebut unsur makro, yaitu C,O,H,N,S,F,K,Ca, dan Mg. Unsur-unsur yang diperlukan tumbuhan dalamjumlah sedikit disebut mikro, yaitu Fe,Cl,Cu,Mn,Zn,Mo,Bo,dan Ni, sedangkan unsur-unsur yang diperlukan tumbuhan dalamjumlah sangat sedikit oleh tumbuhan tertentu disebut unsur tumbuhan. Jika kebutuhan salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi, proses metabolisme tubuh tumbuhan kan terhambat, dan haltersebut akan memmengaruhi pertumbuhan.
Analisa kimia merupakan cara untuk mengetahui unsur-unsur kimia yang terdapat dalam tubuh tumbuh-tumbuhan, untuk mengetahui dalam bentuk apa saja dan darimana unsur-unsur tersebut diambil oleh tumbuh-tumbuhan.

Unsur-unsur yang diperlukan tumbuh-tumbuhan disebut zat hara.
Zat hara terbagi atas beberapa kelompok yaitu:
a.    Makroelemen (zat hara pokok) yaitu unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak. Unsur-unsur tersebut: C-H-ON-S-P-K-Ca-Mg-Fe
b.    Mikro elemen (zat hara tambahan) yaitu unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit sekali, tapi penting untuk petumbuhan. Unsur-unsur tersebut merupakan: Mn-Zn-B-Cu-Mo
c.    Unsur-unsur yang hanya penting untuk tumbuhan tertentu. Unsur-unsur tersebut merupakan: Na-Al-Cl-Si-Co
Fungsi unsur-unsur tersebut untuk tumbuh-tumbuhan
• C-H-O : untuk pembentukan karbohidrat
• N : untuk pembentukan protein
• P : untuk pembentukan AND, ARN, ATP, ADP
• S : untuk pembuatan AND, ARN, ATP, ADP
• K : untuk enzim
• Ca : untuk pembuatan dinding sel
• Mg : untuk pembuatan klorofil
• Fe : untuk katalisator
Semua unsur-unsur yang diperlukan diambil dari dalam tanah oleh akar dalam bentuk larutan garam mineral kecuali CO2¬ untuk berfotosintesa dan O2 untuk berrespirasi, yang diambil dari udara dalam bentuk gas CO2 masuk melalui stoma dan O2 masuk melalui seluruh epidermis tubuhnya dan lentisel.
Tumbuhan memang mengekstraksi mineral dari tanah. Nutrien Mineral adalah unsur kimia esensial yang diserap dari tanah dalam bentuk ion anorganik. Sebagai contohnya, tumbuhan membutuhkan nitrogen, yang mereka peroleh dari tanah terutama dalam bentuk ion-ion nitrat (NO3-). Namun demikian, seperti yang dapat kita simpulkan dari dataVan Helmont, nutrient mineral dari tanah hanya member kontribusi kecil pada keseluruhan tumbuhan tersebut. Sekitar 80% sampai 85% dari masa herba (tumbuhan tidak berkayu) adalah air, dan sebagian besar tumbuhantumbuh dengan cara mengakumulasi air di dalam vakuola tengah sel-selnya.
Air dapat dianggap sebagai nutrient karena air menyediakan sebagian besar atom hidrogen dan beberapa dari atom-atom oksigen yang digabungkan dalam senyawa organik pada peristiwa fotosintesis. Umumnya lebih dari 90% air yang diserap oleh tumbuhan hilang melalui transpirasi, dan sebagian besar dari air yang dipertahankan oleh tumbuhan ternyata berfungsi sebagai bahan pelarut, memungkinkan terjadinya pemanjangan sel, dan bertugas mempertahankan bentuk jaringan yang lunak dengan cara
menjaga agar sel-sel tetap turgid.
Suatu unsure kimia tertentu dianggap sebagai suatu nutrient esensial jika nutrient tersebut diperlukan agar suatu tumbuhan dapat tumbuh dari sebuah biji dan menyelesaikan siklus kehidupannya, dan menghasilkan generasi biji yang baru.

Berikut ini adalah tanda-tanda tanaman mengalami kelebihan dan kekurangan unsur hara.
1. Nitrogen (N)
Nitrogen adalah unsur hara makro utama yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Nitrogen di dalam tanaman merupakan unsur yang sangat penting untuk pembentukan protein, daun-daunan dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Nitrogen ditinjau dari berbagai sudut, mempunyai pengaruh positif sebagai berikut:
a.    Besar pengaruhnya dalam menaikkan potensi pembentukan daun-daun dan ranting.
b.    Mempunyai pengaruh positif terhadap kadar protein pada rumput dan tanaman makanan ternak dan lainnya.
c.    Pada berbagai tanaman gandum menaikkan kadar protein pada butir gandum.
Gejala kekurangan unsur N :
-      Warna daun yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning
-      Daun menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan
-      Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh terhadap pembuahan sehingga buahnya tidak sempurna, umumnya kecil dan cepat matang.
Gejala kelebihan unsur N :
-      Tanaman akan tampak terlalu subur, ukuran daun akan menjadi lebih besar
-      Batang menjadi lunak dan berair (sekulensi) sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit
-      Penundaan pembentukan bunga, bahkan mudah lebih mudah rontok dan pemasakan buah cenderung terlambat.
2. Fosfor (P)
Gejala kekurangan unsur P :
-      Warna daunnya akan tampak tua dan sering tampak mengkilap kemerahan
-      Tepi daun bercabang
-      Batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning
-      Jika tanaman berbuah, buahnya kecil, tampak jelek dan lekas matang.
Gejala kelebihan unsur P :
-          Tumbuhan kerdil
-          Warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun.
3. Kalium (K)
Gejala kekurangan unsur K :
-       Daun terlihat lebih tua
-       Batang dan cabang lemah dan mudah rebah
-       Muncul warna kuning di tepi daun yang sudah tua yang akhirnya mengering dan rontok
-       Daun keriting dimulai daun yang paling tua
-       Kematangan buah terhambat
-       Ukuran buah menjadi lebih kecil dan mudah rontok.
4. Kalsium (Ca)
Kalsium penting untuk tanaman dan tanah. Kalsium merupakan bagian dari semua sel tanaman. Di dalam tanaman, ia bersifat immobial. Ia tidak bergerak dari daun-daun muda, sehingga menyediakan kalsium yang berkesinambungan sangat mutlak selama siklus hidup tanaman yang bersangkutan. Bagi tanah kalsium yang seimbang jumlahnya dapat memperbaiki struktur tanah.
Gejala kekurangan unsur Ca :
-       Tepi daun muda yang mengalami klorosis
-       Kuncup-kuncup muda akan mati karena perakarannya yang kurang sempurna
-       Kalaupun ada daun yang muncul, warnanya akan berubah dan jaringan di beberapa tempat pada helai daun akan mati.
Gejala kelebihan unsur Ca :
-       Akar tanaman tidak mampu tumbuh memanjang dengan cepat
-       Menghalangi pertumbuhan serta mekarnya daun-daun muda dan pucuk-pucuk
-       Menghalangi pertumbuhan bagian tepi daun, oleh karena itu daun-daunnya menjadi keriting.
5. Magnesium (Mg)
Gejala kekurangan unsur Mg:
-       Daun mengalami klorosis dan tampak ada bercak-bercak coklat
-       Daun yang semula hijau segar menjadi kekuningan dan tampak pucat
-       Warna kekuningan ini pun timbul di antara tulang-tulang daun
-       Daun mengering dan kerap kali langsung mati.
Gejala kelebihan unsur Mg :
-       Daun berwarna kuning, hal ini terjadi karena pembentukan klorofil terganggu
-       Pada tanaman jagung kekahatan mg terlihat pada daun adanya garis-garis kuning yang agak menonjol sedangkan pada
daun-daun muda keluar lender terutama bila kekahatan sudah berlanjut.
6. Belerang (S)
Belerang diserap oleh tanaman sebagai anion SO42-. Peranan fisiologisnya analog dengan nitrogen, sebab keduanya merupakan penyusun protein. Peranan unsur belerang (S) adalah :
-       Sebagai koenzim yang terlibat dalam rantai transfer electron pada respirasi dan fotosintesis
-       Bahan produksi sekunder yang mudah menguap.
Gejala kekurangan unsur S :
-       Daun muda yang berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, sedikit mengkilat agak keputihan lantas berubah menjadi kuning kehijauan
-       Pertumbuhan tanaman akan terhambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.
7. Besi (Fe)
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme.
Gejala kekurangan unsur Fe :
-       Pada daun muda, mula-mula secara bertempat-tempat daun berwarna hijau pucat dan hijau kekuningan
-       Tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringannya tidak mati
-       Pada tulang daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula yang menjadi warna putih.
8. Mangan (Mn)
Gejala kekurangan unsur Mn :
-       Tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua
-       Pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda.
9. Seng (Zn)
Gejala kekurangan unsur Zn :
-       Tanaman kerdil
-       Ruas-ruas batang memendek
-       Daun mengecil dan mengumpul (resetting)
-       Klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
10. Tembaga (Cu)
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.
Gejala kekurangan unsur Cu :
-       Pembungaan dan pembuahan terganggu
-       Warna daun muda kuning dan kerdil
-       Daun-daun lemah, layu dan pucuk mengering serta batang
-       Tangkai daun lemah.
11. Molibdenum (Mo)
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase.
Gejala kekurangan unsur Mo :
-       Pertumbuhan tanaman terhambat.
-       Daun menjadi pucat dan mati.
-       Pembentukan bunga terlambat.
12. Boron (B)
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin.
Gejala kekurangan unsur B :
-          Pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar).
-          Mati pucuk (die back).
-          Mobilitas rendah.
-          Buah yang sedang berkembang sangat rentan terserang penyakit.
13. Klor (Cl)
Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.
Gejala kekurangan unsur Cl :
-       Pola percabangan akar abnormal
-       Gejala wilting (daun lemah dan layu)
-       Warna keemasan (bronzing) pada daun
-       Pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.

2.3.       Bagaimana Tanaman Bisa Bisa Memanfaatkan Nutrisi Yang Ada Dalam Tanah Untuk Menunjang Proses Pertumbuhan Dan Perkembangannya
a. Penyerapan Unsur Hara
Ada 3 cara pergerakan unsur hara dari larutan tanah ke akar, yaitu :
1.Intersepsi(Penyerapan)Akar
2.AliranMassa(massflow)
3. Difusi
Intersepsi Akar : Pada waktu akar tanaman tumbuh, maka akar memasuki ruangan yang ditempati oleh unsur hara dan terjadi kontak yang sangat dekat sehingga terjadi pertukaran ion pada permukaan akar dan permukaan kompleks adsorpsi.
Aliran Massa : Gerakan/aliran air bersama dengan elektrolit terlarut melalui tanah. Gerakan masal ini terjadi karena adanya perbedaan potensial karena hujan, pengairan, atau serapan air oleh akar.
Difusi : Difusi gerakan ion yang terjadi karena adanya gradien difusi/adanya perbedaan kegiatan ion. Pertukaran kontak dan aliran massa merupakan mekanisme penyumbang populasi ion didaerah perakaran mekanisme difusi adalah untuk ion H2PO4- dan K+ Aliran massa (massflow) dan diffusi merupakan dua proses yang menyebarkan bahan terlarut dalam profil tanah seperti pupuk dan pestisida. Kata diffusi berarti suatu penyebaran yang disebabkan oleh pergerakan panas secara acak, sebagai gerak Brown dari partikel koloid (Wild, 1981). Dalam hal ini perpindahan terjadi oleh adanya perbedaan konsentrasi larutan pada dua tempat yang berjarak tertentu dimana pergerakan terjadi dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Aliran massa atau aliran konveksi berbeda dengan difusi kerena pergerakannya terjadi oleh adanya perpindahan air atau gas (Hillel, 1980).
Proses aliran massa dan difusi terjadi oleh sifat-sifat fisika yang berbeda dan arah geraknya berbeda. Aliran massa suatu zat dalam larutan tanah akan bergerak dari daerah yang berair ke daerah yang kering. Sedangkan difusi justru berlawanan, yaitu dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah (daerah yang banyak air). Walaupun prosesnya berbeda tetapi di dalam tanah berlangsung secara simultan atau bersama-sama (Wild, 1981).
Kedua proses pergerakan, baik difusi maupun aliran massa, sangat penting dalam memindahkan unsur hara dari suatu tempat ke dekat permukaan akar, agar dapat diserap oleh akar tanaman. Hal ini terjadi bagi unsur hara P, K, Ca, Mg, S dan sebagainya; tetapi bagi unsur hara N, terutama NO3- , justru pergerakan tersebut bukan saja berperan memindahkan ke dekat akar tetapi dalam pengangkutan yang menjauhi akar atau biasa dikenal sebagai tercuci/terlindi (Nkrumah, Griffith, Ahmad dan Gumbs, 1989).
b. Pengangkutan Zat Melalui Xylem
Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
1.        Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) : pengangkutan melalui berkas pembuluh pengangkut.
2.        Pengangkutan ekstravaskuler : pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horisontal. Di dalam akar pengangkutan ini melalui :
Bulu akar - epidermis - korteks - endodermis - xylem.
Pengangkutan ekstravaskluler dibedakan :
-            Transportasi/ lintasan apoplas : menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding sel dan ruang antar sel)
-            Transportasi/ lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).
Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem). Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya mempunyai dinding sel. Sel trakea terdiri atas tabung yang berdinding tabal dan membentuk suatu pembuluh. Sel trakeid merupakan sel dasar penyusun xylem, yang terdiri dari sel memanjang dan berdinding keras karena mengandung lignin. Pada beberapa tempat dinding sel trakeid terdapat bagian-bagian yang tidak menebal yang disebut noktah.
Selain trakea dan trakeid xylem juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu) yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan makanan. Xylem juga mengandung serabut kayu yang berfungsi sebagai penguat (penyokong)
Proses pengangkutan air dan zat zat terlarut hingga sampai ke daun pada tumbuhan dipengaruhi oleh :
-            Daya kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
-            Daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7 - 2,0 atm). Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak menggenang dipermukaan tunggaknya.
-            Daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan).
-            Pengaruh sel-sel yang hidup


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan, karena tanah merupakan media bagi tumbuhan yang hidup di atasnya, sumber nutrisi, dan tempat melekatkan diri dengan akarnya.
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari pertumbuhan suatu pohon. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh tumbuhan. Adapun nutrisi di dalam tanah adalah berupa air dan mineral. Tingkat kesuburan tanah merupakan salah satu factor modal yang harus diperhitungkan,, disamping faktor lain seperti keadaan lingkungan termasuk iklim, serangan hama penyakit ataupun tanaman pengganggu. Tanah yang lebih subur akan berproduksi lebih tinggi dari pada tanah yang kurang subur, bila tidak ada hambatan dari lingkungannya.
Ada 5 komponen penyusun tanah, yaitu :
1.      Bagian Mineral
2.      Zat organic dalam tanah
3.      Air tanah dan larutan tanah
4.      Udara yang ada dalam tanah
5.      Organism dalam tanah
Unsur-unsur yang diperlukan tumbuh-tumbuhan disebut zat hara. Zat hara terbagi atas beberapa kelompok yaitu:
1.      Makroelemen (zat hara pokok)
2.      Mikro elemen (zat hara tambahan)
3.      Unsur-unsur yang hanya penting untuk tumbuhan tertentu. Unsur-unsur tersebut merupakan: Na-Al-Cl-Si-Co
Unsur hara dapat tersedia disekitar akar melalui 3 mekanisme penyediaan unsur hara, yaitu: (1) aliran massa, (2) difusi, dan (3) intersepsi akar. Hara yang telah berada disekitar permukaan akar tersebut dapat diserap tanaman melalui dua proses, yaitu:
a.       Proses Aktif
b.      Proses Selektif


DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, D. 1988. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT. Gramedia    Jakarta.
Harahap, F dan Nusyirwan. 2007. Fisiologi Tumbuhan, Suatu Pengantar. UNIMED Press Medan.
Salisbury, F.B and Ross, C. 1984. Plant Phisiology. Third plant. Penerbit PT. Gramedia Jakarta.
Santosa. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Tim Kimia Dasar. Penuntun Belajar Kimia Dasar. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar