Rabu, 16 Januari 2013

10 Fenomena aneh yang terjadi dalam pikiran manusia

10. Deja vu
Deja vu adalah pengalaman tertentu akan sesuatu yang sedang berlangsung di mana anda sudah mengalaminya  atau  melihat situasi  baru  itu  sebelumnya  -  anda  merasa  seolah-olah peristiwa telah terjadi atau sedang mengulanginya.  Pengalaman itu biasanya disertai oleh perasaan yang kuat  seperti  sudah mengenal  dan  suatu  perasaan  berupa  kengerian,  asing,  atau aneh. Pengalaman "yang  sebelumnya"  ini  biasanya berhubungan  dengan  mimpi, tetapi  kadangkadang ada suatu perasaan pasti bahwa itu sudah terjadi di masa lalu.

9. Deja Vecu
Deja vecu (Dibaca deya vay-koo) adalah apa yang dialami banyak orang ketika mereka berpikir sedang  mengalami  deja vu.  Deja  vu  adalah  perasaan  telah  melihat  sesuatu sebelumnya, sedangkan deja vecu adalah pengalaman setelah melihat suatu peristiwa sebelumnya, tapi hanya di  dalam  detil  yang  besar  -  seperti  mengenali  bau-bauan  dan  bunyi-bunyian.  Hal  ini  juga biasanya disertai oleh suatu perasaan yang sangat kuat akan pengetahuan sesuatu yang akan datang kemudian.  Pengalaman  yang  pernah  terjadi  -  tidak  hanya mengenal  apa  yang  akan datang  berikutnya  -  tetapi  juga mampu  mengatakan  kepada  orang  di  sekitar  apa  yang  akan datang  itu,  dan  biasanya  itu  adalah  benar.  Ini  sangat  aneh dan  sensasi  yang  tidak  bisa dijelaskan.

8. Deja Visite
Deja Visite adalah pengalaman yang hanya sedikit orang mengalaminya di mana melibatkan suatu pengetahuan  gaib akan  suatu  tempat  yang  baru.  Sebagai  contoh,  anda mungkin  pernah mengetahui jalur jalan di suatu kota yang baru anda datangi atau pemandangannya meskipun tidak pernah ke sana sebelumnya, dan anda yakin mustahil mempunyai pengetahuan tentang itu. Kalau  Deja  Visite  tentang  hubungan-hubungan  geografis  dan  ruang,  selagi  Deja  Vecu  adalah tentang  kejadian-kejadian  sementara  waktu.  Nathaniel Hawthorne  menulis  tentang  sebuah pengalaman  seperti  ini di dalam  bukunya  "Our  Old  Home"  di  mana  dia  mengunjungi sebuah benteng yang sudah hancur dan mempunyai pengetahuan lengkap mengenai denah tata letaknya. Ia kemudiannya  mampu  melacak  pengalaman  itu  dalam sebuah puisi  karangan  Alexander Pope yang dibacanya beberapa tahun kemudian. Puisi itu menggambarkan keadaan benteng itu dengan akurat persis seperti yang diketahuinya.

7. Deja Senti
Deja  Senti  adalah  fenomena  akan  sesuatu  yang  pernah dirasakan.  Hal  ini  eksklusif  sebuah fenomena kejiwaan  dan jarang menetap di  dalam  ingatan anda setelah  itu. Di dalam kata-kata dari orang setelah mengalaminya adalah: "Apa yang menjadi perhatian adalah apa yang sudah diperhatikan sebelumnya,  dan sungguh sudah dikenal, tetapi  sudah dilupakan untuk sementara waktu,  dan  sekarang  merasa  puas seakan-akan  hal  itu  telah  diingat  kembali.  Kemampuan mengingat  itu  selalu  dimulai  dengan  suara  orang  lain,  atau oleh  perkataan  dari  pikiranku sendiri,  atau  dengan  apa  yang kubaca  dan  perkataan  jiwa.  Aku  pikir  selama  keadaan  tidak normal  aku  berkata-kata  secara  umum  beberapa  kalimat sederhana  seperti  Oh,  ya.  Aku mengerti ,  Tentu saja, aku ingat , dan lain-lain, hanya satu atau dua menit kemudian aku dapat mengingat  kembali  semuanya,  dengan  tidak memerlukan  kata-kata  maupun  pemikiran  yang dinyatakan dengan  lisan  untuk  menimbulkan  ingatan. Aku  hanya mendapatkan  bahwa perasaan itu serupa dengan apa yang sudah kurasakan sebelumnya di dalam kondisi tidak normal seperti itu. Anda berpikir baru saja mengucapkannya, tetapi anda juga menyadari bahwa sesungguhnya tidak mengucapkan suatu kata pun.

6. Jamais Vu
Jamais vu (tidak pernah melihat) digambarkan sebagai sebuah situasi sudah pernah dikenal tapi tidak bisa mengenali. Hal itu sering dianggap sebagai kebalikan dari deja vu dan menimbulkan perasaan  ngeri  dan  takut.  Anda  tidak mengenali  sebuah  situasi  meskipun  anda  mengetahui secara rasional bahwa anda telah berada di dalam situasi itu sebelumnya. Secara umum dapat dijelaskan ketika seseorang beberapa saat tidak mengenali seseorang, kata, atau tempat yang sebetulnya  sudah  diketahuinya.  Ini  menjadikan  orang percaya  bahwa  jamais  vu  merupakan sejenis gejala dari kelelahan otak.

5. Presque Vu
Presque vu sering diungkapkan dengan kata-kata, "serasa sudah di ujung lidah" - merupakan perasaan yang kuat bahwa anda akan mendapatkan petunjuk atau ilham akan apa yang terlupa, tapi  tidak  pernah datang.  Istilah  "presque  vu" artinya "hampir  melihat".  Sensasi  presque  vu dapat sangat mengacaukan perasaan dan pikiran, dan seringkali orang sudah tidur dibuatnya.

4. L esprit de l Escalier
L'esprit  de  l'escalier  (lelucon  di  tangga  rumah)  adalah  rasa untuk  berpikir  suatu  komentar balasan  yang  cerdas  ketika hal  itu  sudah  terlambat  untuk  disampaikan.  Ungkapan  itu dapat digunakan untuk menguraikan tentang komentar balasan yang cepat terhadap penghinaan, atau setiap komentar pintar dan jenaka, walaupun kedatangannya sudah terlambat dan tidak berguna lagi diumpamakan kita berpikir ketika sudah berada di atas tangga meninggalkan suatu kejadian. Sebuah kata dari bahasa  Jerman  treppenwitz  digunakan untuk maksud yang sama. Ungkapan yang terdekat di dalam bahasa Inggris untuk menguraikan situasi ini adalah "being wise after the  event   atau menjadi  bijaksana  setelah  kejadian.  Peristiwa  itu  biasanya disertai  oleh perasaan penyesalan karena tidak terpikirkan sebelumnya untuk memberikan komentar balasan yang cepat di saat diperlukan. Tapi mungkin lebih bijaksana kalau kita berpikir bahwa balasan itu mungkin bisa merunyamkan hubungan. Tuhan menyintai orang yang sabar dan menahan diri.

3. Capgras Delusion
Capgras  delusion  adalah  fenomena  di  mana  seseorang percaya  bahwa  sahabat  karib  atau keluarganya  sudah berganti  identitas  seperti  seorang  penipu.  Hal  ini berhubungan  dengan kepercayaan  kuno  bahwa  bayi-bayi telah  dicuri  dan  digantikan  oleh  peri penculik anak  dalam dongeng-dongeng di abad pertengahan, seperti juga khayalan modern mengenai makhluk asing atau alien yang mengambil alih tubuh dari orang-orang di bumi untuk dijadikan sekutu mereka. Khayalan  ini  ditemukan  paling  umum  pada  pasien berpenyakit  jiwa,  tetapi  tidak  menutup kemungkinan itu juga sudah mengacaukan pikiran anda.

2. Fregoli Delusion
Fregoli  Delusion  adalah  fenomena otak  yang  jarang  terjadi, di mana  seseorang  mempercayai bahwa  orang-orang  yang berbeda,  sesungguhnya  adalah  orang  yang  sama  yang sedang menyamar.  Hal  itu  sering  dihubungkan  dengan  paranoid dan  kepercayaan  bahwa  orang yang menyamar itu sedang berusaha untuk menganiaya dirinya. Kondisi itu diberi nama seperti aktor Italia, Leopoldo  Fregoli yang  terkenal dengan kemampuannya untuk merubah diri secara cepat selama penampilannya  aktingnya.  Laporan  pertama  di  1927  dalam sebuah  studi  kasus  pada seorang wanita berusia 27 tahun yang percaya dia sedang dianiaya oleh dua yang aktor yang sering dilihatnya  di  sebuah  teater.  Dia  percaya  kalau  orangorang ini  "mengejarnya  terus-menerus dengan berubah wujud seperti orang-orang yang dikenalnya .

1. Prosopagnosia
Prosopagnosia adalah fenomena di mana seseorang tidak mampu mengenali wajah-wajah orang atau obyek yang seharusnya sudah dikenal. Orang-orang yang mengalami kekacauan ini biasanya mampu  menggunakan  perasaan lainnya  untuk  mengenali  orang-orang,  seperti  bau  parfum seseorang, bentuk  atau gaya rambut, suara, atau  bahkan gaya berjalan mereka. Suatu kasus yang klasik  dari kekacauan ini dimuat dalam sebuah buku yang terbit tahun 1998 dan pernah ditampilkan dalam bentuk opera Michael Nyman berjudul "The man who mistook his wife for a hat  atau orang yang keliru akan istrinya karena topinya. Kita mempunyai beberapa pengalaman akan perasaan, yang datang kepada kita beberapa saat, dari apa yang kita katakan, dilakukan setelah  dikatakan  atau  dilakukan sebelumnya,  di  suatu  waktu  yang  lampau  -  dari  hal-hal  di sekeliling kita, berupa masa lalu,  dengan wajah-wajah sama, benda-benda, dan keadaan - dari pengetahuan kita yang sempurna akan apa yang akan dikatakan nanti, seolah-olah kita tiba-tiba mengingatnya! - Charles Dickens