Liburan kuliah yang sangat berbeda nuansanya, biasanya Kevin berkeliling Eropa
untuk menikmati berbagai macam indahnya dunia, kini ia mendarat di bandara
Soekarno-Hatta, ya di Jakarta tepatnya, sudah lama sejak 5 tahun lalu ia tak
pernah kembali, namun Berlin tidak mampu melupakan keindahan ibu kota indonesia
ini, kesenangan ia relakan demi tugas yang berat menantinya, menemukan sesuatu
yang akan membuat kebahagian. Hari ini Kevin akan menemui teman kecilnya
bernama Elma, dari sebuah aparteman ia langsung keluar menuju Cafe. “hai, kamu
Elma?” sapa Kevin kepada wanita itu “ya kamu Kevin?”wanita itu menjawab dengan
sopan “betul sekali, kamu tidak pernah berubah ya ma, tetap cantik seperti
dulu.” “ah dasar kamu, kamu juga ga berubah, tetap suka merayu seperti dulu.”
“sebenarnya tujuan kamu ke Indonesia untuk liburan atau buat ketemu aku
doang?”tanya Elma sambil menggoda “sebenarnya aku lagi cari seseorang, pengen
ketemu kamu juga sih.” “tapi sekarang aku mau tunangan vin jadi kamu telat kalo
mau melamar aku.” “oh ya hahaha, bagus kalo begitu, laku juga kamu.” asik
mereka bercengkrama, ternyata waktu 5 tahun memisahkan mereka tidak mampu
memudarkan keakraban diantara mereka. * * * Hari ini Kevin mengantar Elma
menuju tempat Kuliahnya, hanya sekedar menghilangkan kebosanan di apartemen,
karna ia tak mempunyai cukup banyak teman di Jakarta. “Ma nanti aku jemput kamu
jam 9 ya” pesan singkat untuk Elma “okehh, jangan telat ya supir pribadiku”
balas Elma Sampai di Kampus Elma, Kevin mengantar Elma menuju kelas “vin, kamu
ga usah antar aku sampai kelas nanti kalo calon tunangan aku tau gimana, nanti
aku bisa batal tunangan lagi.” “tenang aja, kan kamu bisa jelasin, aku kan
sahabat kamu jadi harus tau calon suami kamu nanti, kalau gak lebih cakep dari
aku, kamu harus putusin.” “oke oke kalo kamu maksa, tapi kamu harus tau cakepan
dia dari pada kamu.” KAMPUS BANGSA NEGARA Itulah tujuan Kevin disinilah ia akan
bertemu orang itu, dan mengakhiri semua. “vin aku langsung masuk kelas ya, dan
kamu langsung pulang sanah, jangan ngecengin mahasiswi sini, nanti mereka jadi
galau ditinggalin kamu.” “siap Nona cantik.” Inilah saatnya, keliling menelusuri
dimana ia berada. Lelah Kevin mencari namun ia tak menemukannya. Rupanya sedari
tadi ia diawasi oleh penjaga kampus “maaf ada yang bisa saya bantu?” “oh ya
bapak kenal pak Arya, kalo gasalah dia katanya dosen disini.” “betul pak,
kebetulan pak Arya tidak mengajar kalo hari selasa, tapi biasanya dia jemput
non Elma kesini.” “Elma Citra Kirana?” “iya betul mas, calon tunangan mas
Arya.” “oh yasudah makasih pak.” Kenapa bisa terjadi, kenapa harus Arya, apakah
cinta Arya untuk Fara sudah hilang dan kenapa untuk Elma? “ pernyataan itu
mengelilingi otak kepala Kevin, yang sepertinya ia tak mempercayainya Dibalik
sedan hitamnya ia menunggu, melihat apakah itu benar nyata. dan setelah jam
kuliah Elma selesai, ia berjalan menuju tempat parkir bersama seorang Pria,
yang berperawakan tinggi, kulit putih, itulah yang bisa Kevin lihat dari
kejauhan, namun itu memang benar Arya, lelaki yang sudah lama ia cari dan
menunggu, akhirnya ia menemukannya. Ketika itu berjalanlah seorang laki-laki
berperawakan tinggi dan sempurnanya, kemeja coklat yang terlihat mewah itu
membaluti tubuhnya, dasi yang melingkar dilehernya membuat ia terlihat sangat
berwibawa, senyumnya membalut wajahnya, terlihat ramahnya kepada wanita yang
sedang bersamanya yang tak lain adalah Elma. “hari ini aku harus mengakhirinya,
dia harus tau.” Desah Kevin dalam hatinya Pelan-pelan Kevin mendekati Pria itu,
nampaknya ia ragu untuk menyelesaikan ini, namun tak lama iapun memberanikan
diri “saya adik dari Fara, masih ingat Fara kan, tentu kamu masih ingat kan?”
nama itu seakan-akan menjeritakan hati Arya, dia yang selama ini sudah
menguburkan nama Fara dipikirannya kini kembali mengelilingi otaknya. Ekspresi
dari muka Aryapun beragam saat mendengar nama itu, terlihat ada rasa benci,
marah, kecewa, namun salah satu sudut matanya masih terlihat cinta yang ada.
“saya sudah melupakannya dan saya tidak ingin mengingatnya lagi.” “kenapa
begitu, bukankah kamu sangat mencintai dia, walaupun aku tidak pernah tau kamu
tapi fara sering cerita, kalau kalian saling mencintai, bukankah kalian
berencana menikah, jika kamu benar benar melupakannya, kamu benar-benar
laki-laki tak tau diri“ Elma terlihat bingung dengan apa yang terjadi, “Apa
yang sebenarnya terjadi? Siapa itu Fara? Menikah apa kamu punya janji menikahi
orang lain selain aku ya?” “jadi ma, tunanganmu ituu..” belum selesai Kevin
berbicara, rupanya gumpalan tangan yang keras menghantam pipi kanannya, sampai
bibirnya mengeluarkan darah.” “selesaikan hanya kita berdua, cafe millo besok.”
Diam-diam Arya membisikan kata pada Kevin Kevinpun pergi dengan menahan rasa
sakit dibibirnya, tanpa mempedulikan Elma yang sedari tadi ingin sekali
mengetau yang sebenarnya. “Ada apa sebenarnya ini, tolong jelaskan Arya.” Arya
hanya terdiam, dalam situasi yang membingungkan pikirannya tak berfungsi dengan
baik. Elma menggerutu di mobil sampai tak sadar Arya telah membawanya sampai di
depan rumahnya. Lelah berbicara sendiri tanpa Arya hiraukan, Elmapun merasa
kesal dan tidak berbicara apapun saat turun dari mobil meninggalkan Arya. tatapan
kosong Arya terlihat jelas dari sudut matanya, memandang ke arah sudut kamarnya
terlihat cahaya matahari tenggelam dari sudut jendela, dalam pikirannya
terlihat masa lalu yang indah bersama Fara, pertunangan yang telah terangkai,
dan sosok yang pergi tanpa kabar, semuanya menggilakan pikiran dalam benak
Arya. *** Sabtu, 26 mei cafe Millo Terlihat di salah satu sudut dekat jendela,
pria yang sudah menunggunya, segera tanpa terfikirkan Aryapun langsung duduk di
depannya “kau harus menemui Fara.” Ucapnya langsung saat Arya baru duduk
dikursi “untuk apa?” “Fara membutuhkanmu.” “selama ini aku mencarinya, aku
bekerja keras untuk mendapatkan uang hanya untuk menyusulnya ke Jerman, saat
satu langkah aku ingin terbang ke Jerman, dia memutuskan hubungannya denganku,
dengan alasan dia tak mencintaiku lagi, dan aku rasa Fara tidak membutuhkanku
lagi.” “Arya ada satu hal yang harus kamu tau, Fara mengalami kecelakaan saat
kamu sedang mengadakan tour ke Jepang, dan kecelakaan itu membuat Fara
kehilangan kedua matanya, dia ga bisa melihat lagi, Fara sangat terpukul saat
mengetaui kondisinya, ia memutuskan tinggal di Jerman bersama Ibu dan Ayah
disana.” “lalu dia melupakan dan meningglkan aku disini?” “dia ga ingin
mengecewakanmu dengan kondisi dia sekarang, kau tau betapa dia sangat
mencintimu dalam kondisinya yang sekarang, hobbynya adalah melukis, dia belajar
dari salah satu teman Ayah yang selalu mengajarkan tunanetra agar bisa
berbakat, dia selalu menggambar dirimu, dia juga selalu bercerita tentangmu,
tiap hari tanpa bosan aku mendengarnya, impiannya ketika ia bisa melihat lagi
adalah melihat kamu bahagia Arya” Hati Arya benar-benar merasa kasihan pada
Fara, wanita yang sebenarnya masih sangat ia cintai harus mengalami penderitaan
yang hebat. “Apa yang harus aku lakukan untukknya?” “kembalilah Arya untuknya,
aku ingin melihat kebahagiannya sempurna dengan kembalinya kamu dengan dia,
kamu tidak perlu hawatir minggu depan dia sudah mendapatkan donor mata, dan itu
pasti melengkapi kebahagian kalian.” “kenapa kamu yakin aku akan kembali pada
Fara?” “Arya semua cerita Fara sudah membuktikan dan aku sangat yakin cinta
yang tulus itu tidak akan hilang dalam sekejap.” “cintaku untuk Fara memang tak
pernah hilang sampai sekarang tapi aku gabisa ninggalin Elma, dia wanita yang
memulihkanku saat aku terpuruk.” “aku tau itu akan sulit buat kamu memilih,
tapi kamu pasti bisa menjelaskan ini pada Elma.” “tidak perlu dijelaskan, aku
mengerti, maaf Arya aku juga butuh cinta yang tulus dari seorang laki-laki, dan
hati kamu ternyata hanya untuk Fara.” “Elma?” dua laki-laki itu terkejut saat
mereka mengetahui dibelakang adaseorang wanita yang memang penampilannya sangat
berbeda dari biasanya, Elma sedari tadi menguping pembicaraan mereka tanpa
sidekahui. Elmapun pergi, meninggalkan Arya dan Kevin, namun saat Arya mencoba
bangkit dan mengejar Elma, Kevinpun menahannya. “dia wanita yang berfikir
dewasa, dia akan mengerti.” Arya tidak selangkahpun mengejarnya *** 14 juni
Berlin- Jerman Cahaya terang terlihat dari yang tadinya gelap gulita, terliahat
remang-remang seorang yang ada disekitarnya dan akhirnya terbuka dengan jelas
keruman agak banyak orang disekitarnya, terlihat Ibu dan wajah Ayahnya yang
rupanya baru ia lihat, Ayah yang selama ini tak disangka sangat menyayangi
Fara. Kevin dengan senyuman lebarnya menyambut Fara dengan dunia barunya, ada
sebuah lengan yang membalutnya, mencium keningnya dan berkata “ jangan
tinggalkan aku lagi.” Saat Fara melihatnya terpancar kebahagian yang tampak
dari wajahnya lelaki yang selama ini akhirnya membuatnya bahagia. -selesai