BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman
kakao berasal dari Amerika Selatan. Dengan tempat tumbuhnya di hutan hujan
tropis, tanaman kakao telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat selama
2000 tahun. Nama latin tanaman kakao adalah Theobroma Cacao yang berarti
makanan untuk Tuhan.
Masyarakat
Aztec dan Mayans di Amerika Tengah telah membudidayakan tanaman kakao sejak
lama, yaitu sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Orang-orang Indian
Mesoamerikalah yang pertama kali menciptakan minuman dari serbuk coklat yang
dicampur dengan air dan kemudian diberi perasa seperti: merica, vanili, dan
rempah-rempah lainnya. Minuman ini merupakan minuman spesial yang biasanya
dipersembahkan untuk pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara spesial.
Masyarakat Mayan menggunakan biji kakao sebagai
mata uang (sebagai alat pembayaran). Pada abad ke-16 sesuai riwayat orang
Spanyol seekor kelinci seharga 10 buah kakao dan seekor anak keledai seharga 50
buah kakao.
Masyarakat Spanyol
belajar tentang kakao dari masyarakat Indian Aztec pada tahun 1500-an dan
mereka kembali ke Eropa dengan membawa makanan baru yang menggoda ini. Di
Spanyo, kakao adalah minuman yang dipersembahkan hanya untuk raja. Mereka
meminumnya selagi masih panas dengan diberi rasa gula dan madu. Secara perlahan
tetapi pasti kakao berkembang ke kerajaan-kerajaan di Eropa dan pada abad ke-17
kakao menjadi persembahan khusus untuk masyarakat kelas atas.
1.2 Klasifikasi Tanaman Kakao
Kerajaan/Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma
cacao L.
BAB II
SYARAT TUMBUH
2.1 Syarat Pertumbuhan
2.1.1 Iklim
1). Curah hujan.
- Curah hujan pertnaman kakao di Indonesia berkisar antara 1800 –
3000 mm pertahun dan merata sepajang tahun.
- Tanaman kakao masih
bisa hidup pada musim kering yang berlangsung 2 bulan.
2). Kelembapan udara
Kelembapan
udara relatif yang dikehendaki tanaman kakao adalah 80 – 90 %.
3). Angin
Angin kencang dapat
mengakibatkan kerusakan mekanis pada tanaman kakao serta menurunkan kelembapan
relatif udara .
Pengaruh angin kering
pada pertanaman kakao di dekat pantai mengakibatkan matinya jaringan sel daun
pada bagian tepi.
4). Intensitas cahaya
Intensitas cahaya
matahari diatur dengan adanya pohon pelindung. Intensitas cahaya matahari akan
mengatur perbungaan tanaman kakao.
5). Suhu
Suhu yang dikehendaki berkisar antara 24o
C dan 28o C tiap harinya. Suhu di atas 30o C dibawah
naungan sering menimbulkan terlalu banyak pertumbuhan vegetatif.
2.1.2 Media
Tanam
Tanaman coklat
menghendaki tanah dengan sifat – sifat berikut :
-
Mudah meresap air.
-
Drajat kemiringan 0 – 40
%
-
Kedalaman efektif
minimal 90 cm.
-
Tidak mempunyai lapisan padas
yang dangkal.
-
pH 5 – 7
-
Mengandung banyak humus.
2.1.3 Ketinggian Tempat
Tanaman coklat akan
baik tumbuhnya di daerah yang mempunyai ketinggian 0 – 500 m dari permukaan
laut. Dapat pulah dibudidayakan sampai ketinggian tempat 800 m dari permukaan laut.
2.2 Pembibitan
2.2.1 Bibit coklat
Bibit coklat bisa
diperoleh dengan 2 cara yaitu :
1)
Melalui perbanyakan generatif ( biji ).
2)
Melalui perbanyakan vegetatif ( okulasi, enten, atau stek ).
2.2.2 Persemaian
1) Persemaian pendahuluan
Persemaian
pendahuluan berfungsi untuk mengecambahkan biji sebelum dipindahkan ke
persemaian pemeliharaan.
Persemaian
pendahuluan dapat dibuat dari peti yang berisi pasir steril/serbuk gergaji
steril (yang sudah direbus) atau karung goni steril. Biji – biji yang
dikecambahkan disusun rapat ,tetapi jangan sampai bersentuhan.
2) Persemaian pemeliharaan
Persemaian
pemeliharaan adalah tempat menampung dan memelihara kecambah dari persemaian
pendahuluan.
-
Bentuk persemaian
pemeliharaan :
Bentuk keranjang / plastic
Keranjang / plastic
ini mempunyai ukuran tinggi 35 – 40 cm dengan garis tengah 15 cm dan di misi
tanah, pasir, kompos, pupuk kandang, dengan perbandingan 4 : 1 : 1 : 1. Kadang
– kadang campuran ini sedikit diberi kapur.
Setiap keranjang / plastic diisi satu kecambah dengan
membenamkan sedalam jari telunjuk , lalu ditutup dengan tanah. Keranjang / plastik yang sudah diberi tanaman disusun
diatas rak dengan jarak 40 cm, tinggi rak 25 cm dari atas tanah dan dibuat
tempat yang teduh atau dibuat larikan – larikan pohon petai cina dan turi yang
mempunyai jarak tanam 3 – 4 m. Selain itu perlu di beri atap setinggi 2 m yang
dibuat dari daun kelapa, alaang – alang
dsb.Atap ini berangsur – angsur dikurangi.
-
Perawatan persemaian
pemeliharaan dalam keranjang / plastik meliputi :
1.
Menyiram minimal 1 kali sehari.
2.
Setiap 10 hari diberipupuk urea 1,4 gr. untuk tiap keranjang / plastik.
3.
Pemberantasan hama.
Penyakit yang sering
menyerang pada pembibitan adalah GLOESPORIUM. Pemberantasan dilakukan dengan
Dithane m-45 dengan dosis 0,1 – 0,2 % rotasi 2 minggu.
2.3 Pengolahan Media
Tanam
2.3.1 Persiapan
Lahan perkebunan
coklat/kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas
tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras
agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras
individu.
2.3.2 Pembukaan Lahan
Cara penyiapan lahan
dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total. Alang-alang di
tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon
naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase
yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran
primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.
2.3.3 Pengapuran
Tanah-tanah dengan
pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur
tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
2.3.4 Pemupukan
Pemupukan sebelum bibit
ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit cokelat.
Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300
gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100
gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum penanaman
bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang
dicampur dengan pupuk kandang/kompos.
2.4 Teknik Penanaman
2.4.1 Hubungan Tanaman
Dan Jarak Tanam
Hubungan
tanam yang biasa dipakai untuk tanaman coklat adalah hubungan segi empat dengan
jarak tanam 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m .
Kadang
– kadang dipakai juga hubungan pagar yaitu dengan jarak antara barisan tanam 4
m dan jarak tanam di dalam barisan 2 m. jarak tanam 4 m x 2 m ini memberikan
hasil lebih tinggi di bandingkan jarak tanam 4 m x 4 m dengan hubungan segi
empat.
2.4.2
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang
tanam dibuat beberapa bulan sebelum masa tanam. Ukuran lubang tanam adalah 60 x
60 x 60 cm.
Pemupukan
lubang tanam dilakukan dengan memberikan pupuk agrophos 0,3 kg perlubang
tanaman dan dilakukan 2 minggu sebelum masa tanam. Kemudian lubang tersebut
ditutup kembali.
2.4.3
Menanam Pohon Pelindung
Tanaman
coklat dikebun memerlukan pelindung sementara dan pelindung tetap. Pelindung
sementara akan memberikan perlindungan secukupnya pada waktu bibit ditanamkan.
Sedang pelindung tetap akan memberikan perlindungan kepada coklat dengan
intensitas sedang.
Perlindugan sementara
terdiri atas :
1)
Theprosia candida
Theprosia candda ditanam
2 minggu sebelum penanaman bibit coklat dikebun.Biji – bijinya disebar menurut
barisan sejajar dengan barisan lubang tanam dengan jarak 1 m dari lubankg
tersebut.
2)
Flamengia congesta
Flamengia congesta
disebar 6 bulan sebelum penanaman coklat
dikebun. Penyebarannya berupa barisan sejajar dengan lubang tanam dengan
jarak 2,5 dari lubang. Sebelum disebar biji – biji dicampur dengan pupuk
agrophos dengan perbandingan 1 : 1 setelah 3 tahun flamengia sp ini dibongkar.
3)
Perlindungan atap atau daun – daun yaitu bila pelindung berupa tanaman hidup
tidak diadakan.
Perlindungan tetap
terdiri atas berbagai jenis tanaman misalnya :
1)
Albizzia yang ditanam dalam bentuk stump tinggi berumur 1 tahun. Penanamannya
dilakukan 2 minggu sebelum coklat ditanam dengan jarak tanam 4 m x 4 m.
2)
Leucaena sp.yang ditanam dari bibit yang telah disemai 6 bulan sebelumnya
dengan waktu penanaman bersamaan dengan flamengia sp. Jarak tanam Leucaena
sp.adalah 3,5 m x 5 m. pada umur Leucaena 1 tahun dilakukan okulasi dengan L.
glauca digunakan sebagai batang bawah, sedang L.glabrata sebagai batang atas.
2.4.4
Cara Penanaman
Lubang
tanam dibuka kembali sebesar tanah putaran atau besarnya keranjang / plastik
dari bibit sebelum penanaman dilakukan.
Sebelum bibit ditanam, bagi
bibit keranjang atau kantong plastik, kranjang atau plastiknya harus dilepas
terlebih dahulu dengan cara :
-
Mula – mula alas
keranjang / kantong plastik digunting.
-
Lalu bibit dimasukan ke
dalam lubang tanam yang dibuat sebesar tanah putaran dengan telapak tangan
sebagai penumpu alas bibit.
-
Kemudian dinding
keranjang atau kantong plastik digunting dari atas kebawah.
-
Sesudah itu keranjang
atau plastik ditarik keluar.
Setelah bibit di tanam
sedalam leher akar maka tanah disekitar bibit dipadatkan serta permukaannya
dibuat meninggi menuju leher akar.
BAB III
BUDIDAYA TANAMAN
3.1 Pemeliharaan Tanaman
3.1.1 Penjarangan dan
Penyulaman
Penyulaman
dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun.
3.1.2 Penyiangan
Pengendalian
gulma dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal
batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan
500-600 liter air. Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut
tanaman pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah
persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan
penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman cokelat/kakao. Dalam
pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan
menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan.
3.1.3 Pemangkasan
Tujuan
pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit,
membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi.
a)
Pemangkasan bentuk 1. Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman
berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4
cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette
(percabangan) 2. Fase remaja. Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24
bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette
(percabangan)
b)
Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering,
cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun.
c)
Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan
berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi
kelebatan daun.
3.1.4 Pemupukan
Dosis pemupukan tanaman
yang belum berproduksi (gram/tanaman):
a) Umur 2
bulan: ZA=50 gram/pohon.
b)
Umur 6 bulan: ZA=75 gram/pohon; TSP=50 gram/pohon; KCl=30 gram/pohon;
Kleserit=25 gram/pohon
c) Umur 12
bulan: ZA=100 gram/pohon
d) Umur 18
bulan: ZA=150 gram/pohon; TSP=100 gram/pohon; KCl=70 gram/pohon; Kleserit=50
gram/pohon
e) Umur 24
bulan: ZA=200 gram/pohon Dosis pemupukan tanaman berproduksi
(gram/tanaman):a) Umur 3 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x
50 gram/pohon, TSP = 2 x 50 gram/pohon, KCl = 2 x 50 gram/pohon.b)
Umur 4 tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, Urea = 2 x 100 gram/pohon, TSP = 2 x 100
gram/pohon, KCl = 2 x 100 gram/pohon.c) > 5 tahun: ZA = 2 x 250
gram/pohon, Urea = 2 x 125 gram/pohon, TSP= 2 x 125 gram/pohon, KCl = 2 x 125
gram/pohon. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10 cm di
sekeliling batang kakao dengan diameter kira-kira ½ tajuk. Waktu pemupukan di
awal musim hujan dan akhir musim hujan.
3.1.5 Penyemprotan
Pestisida
Penyemprotan
pestisida dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk pencegahan
sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis
pestisida disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha
pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk
pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis 2,5
EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24
WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC).
3.1.6 Penyerbukan Buatan
Dari
bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase
pembuahan dapat dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian bunga yang
mekar digosok denga bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian
bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
3.1.7 Rehabilitasi Tanaman Dewasa
Tanaman
dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk
diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tanaman dewasa
dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih unggul karena
peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih
cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau
produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan
atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka
setelah 3-4 minggu.
3.2 Penyiraman
Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan
kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan
air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman
pohon cokelat dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi
pohon pelindung.
BAB
IV
HAMA DAN PENYAKIT
4.1 Hama
4.1.1 Penggerek cabang (Zeuzera
coffeae)
Bagian yang diserang adalah cabang berdiameter 3-5 cm. Gejala: cabang
mati atau mudah patah. Pengendalian: membuang cabang yang terserang, kemudian dengan predator
alami: jamur Beauveria bassiana.
4.1.2 Kepik penghisap
buah kakao (Helopeltis sp.)
Bagian yang diserang buah dan daun muda, kuncup bunga. Gejala:
bercak kakao kehitaman berbentuk cekung berukuran 3-4 mm. Pengendalian:
membuang bagian yang terserang. Predator: belalang sembah, kepik predator.
Selain itu gunakan insektisida Baytroid 50EC, Lannate 25 WP, Sumithion 50 EC,
Leboycid 50 EC, Orthene 75 SP.
4.1.3 Penggerek buah
kakao (Conopomorpha cramerella atau Cocoa Mot.)
Bagian yang diserang adalah buah kakao. Gejala:
daging buah busuk. Pengendalian: membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak,
menutupi buah dengan kantung plastik dengan lubang di bagian bawah.
4.1.4 Kutu putih (Planococcus citri.)
Bagian yang diserang adalah tunas, bunga, calon buah. Gejala: timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu
terlihat pertumbuhan bunga dan calon buah tidak normal. Pengendalian:
gunakan insektisida berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon,
karbaril.
4.1.5 Ulat kantong
(Clania sp., Mahasena sp.)
Bagian yang diserang adalah daun dan tunas. Gejala: tanaman
gundul dan kematian pucuk. Pengendalian: dengan parasit Exoresta uadrimaculata, Tricholyga
psychidarum . Selain itu gunakan insektisida racun perut, Dipterex
dan Thuricide.
4.1.6 Kutu jengkal
(Hyposidra talaca.)
Bagian yang diserang adalah daun (muda dan tua). Gejala:
habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja.
Pengendalian: gunakan insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC
(0,15-0,2%).
4.2 Penyakit
4.2.1 Busuk buah hitam
Penyebab: Phytopthora
palmivora . Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: bercak
kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah. Gejala pada
serangan berat adalah buah diliputi miselium abu-abu keputihan. Pengendalian:
dengan cara buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara
pemangkasan. Selain itu gunakan insektisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit
0,3% atau Cobox 0,3% atau insektisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan
Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu.
4.2.2 Kanker batang
Penyebab: Phytopthora
pal-mivora. Bagian yang diserang adalah batang.
Gejala:
bercak basah berwarna tua pada kulit batang atau cabang, keluarnya cairan dari
batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras.
Pengendalian:
buah yang sakit diambil, kurangi kelembaban kebun dengan cara
pemangkasan. Selain itu gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3%
atau Cobox 0,3%. atau ungisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate
200 0,3% dengan interval 2 minggu. Keroklah bagian yang sakit dan mengolesinya
dengan ter/fungisida.
4.2.3 Busuk buah
diplodia
Penyebab: Botrydiplodia
theobramae (jamur). Bagian yang diserang buah.
Gejala:
bercak kekakaoan pada buah, lalu buah menghitam menyeluruh . Pengendalian:
cegah timbulnya luka, buah yang sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida
dengan bahan aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte, Cupravit OB pada
konsentrasi 0,3%.
4.2.4 Vascular Steak
Dieback (VSD)
Penyebab: Oncobasidium
theobromae (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting/cabang.
Gejala: bintik-bintik kecil
hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik kekakaoan, kulit
ranting/cabang kasar, pucuk mati (dieback).
Pengendalian:
gunakan bibit bebas VSD, perhatikan anitasi tanaman, kurangi kelembaban,
tingkatkan intensitas cahaya matahari dan perbaiki drainase dan
pemupukan.
4.2.5 Bercak daun, mati
ranting dan busuk buah
Penyebab: Colletorichum sp.
(jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting, buah.
Gejala: bercak nekrotik pada
daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriput kering (busuk kering).
Pengendalian:
peningkatan sanitasi, memotong ranting dan buah yang terserang, pemupukan
berimbang dan perbaikan drainase. Kemudian gunakan fungisida sistemik
Karbendazim 0,5% dengan interval 10 hari.
4.2.6 Busuk buah monilia
Penyebab: Monilia roreri (jamur).
Bagian yang diserang buah muda.
Gejala: benjolan dan warna
belang pada buah berukuran 8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah,
dinding buah mengeras.
Pengendalian:
menurunkan kelembaban udara dan tanah, membuang buah rusak. Kemudian gunakan
fungisida dengan bahan aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3 % selama 3-4
minggu.
4.2.7 Penyakit akar
Penyebab: Rosellinia arcuata
R bumnodes, Rigidoporus liginosus, Ganoderma pseudoerrum, Fomes lamaoensis (jamur).
Bagian yang diserang adalah akar.
Gejala: daun menguning dan
layu, pada leher akar/pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian:
pembuatan parit isolasi di sekitar tanaman terserang, pemusnahan tanaman sakit.
Kemudian oleskan fungisida pada permukaan akar yang lapisan miseliumnya telah
dibuang. Fungisida dengan bahan aktif PNCB: Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar
Protectant, Calixin Cp.
BAB V
PANEN DAN PASCA PANEN
5.1 Panen
5.1.1 Ciri dan Umur Panen
Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna
kulit dan setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan.
Ciri-ciri buah akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning
pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah
dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah. Kakao masak pohon
dicirikan dengan perubahan warna buah:a) Warna buah sebelum masak
hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning.b) Warna buah sebelum
masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah
akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran
tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat
masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang
baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah
berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.
5.1.2 Cara Panen
Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam.
Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan
sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat hendaknya
dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang
ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode
berikutnya. Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor
mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat memetik buah kakao
sebanyak 1.500 buah per hari. Buah matang dengan kepadatan cukup
tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam
hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem
7/14.
5.1.3 Periode Panen
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan
melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi
di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.
5.1.4 Prakiraan
Produksi
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun.
Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.
5.2 Pascapanen
5.2.1 Pengumpulan
Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan
pada tempat tertentu dan dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan
kulit dilaksanakan dengan menggunakan kayu bulat yang keras.
5.2.2 Penyortiran/pengelompokkan
Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan
berdasarkan mutunya:a) Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100
butir bijib) Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir
bijic) Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir
biji.
5.2.3 Penyimpanan
Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam
kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi
lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji
di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b) Tutup
dengan karung goni atau daun pisang.c) Aduk-aduk biji secara
periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50 derajat C.
5.2.4
Pengemasan dan Pengangkutan
Biji-biji cokelat yang sudah kering dapat dimasukan dalam karung
goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian karung-karung
yang berisi biji cokelat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih,
kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji cokelat tersebut sudah segera
bisa dijual dan diangkut dengan menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di
gudang, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus
diperiksa untuk melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji
cokelat.
Daftar Pustaka
Asia,
2006,Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Induk Kakau. Direktorat Jendral
Perkebunan: Jakarta
Departemen
Pertanian RI. Winarno, H. 2006. Budidaya Tanaman Kakao. Agromania
Goenadi,
D.H., Baon, J.B., Herman, dan Purwoto, A. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan
Agribisnis Kakao di Indonesia. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian,
Tumpal,
H.Siregar.1989.Budidaya, pengelolaan dan pemasaran coklat.penebar
swadaya.jakarta.