BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Tanah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan tumbuhan, karena tanah merupakan media bagi tumbuhan
yang hidup di atasnya, sumber nutrisi, dan tempat melekatkan diri dengan
akarnya. Tanah diperlukan tumbuhan sebagai tempat hidup (habitat) dimana
tumbuhan tersebut ditanam. Namun yang tak kalah penting adalah unsur hara yang
terkandung dalam tanah yang diperlukan tumbuhan sebagai nutrisi untuk
pertumbuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, tumbuhan menyerap tanah
yang mengandung unsur hara dengan berbagai proses.
Tumbuhan memerlukan kombinasi
yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh, berkembang, dan bereproduksi.
Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak
sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat menimbulkan
masalah.
Nutrisi adalah substansi organik
yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari pertumbuhan suatu pohon.
Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh
tubuh tumbuhan. Adapun nutrisi di dalam tanah adalah berupa air dan mineral.
1.2.Tujuan
Adapun
yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah
1.
Menjelaskan
tentang tanah yang ideal sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
2.
Menjelaskan
tentang nutrisi yang terdapat dalam tanah yang diperlukan untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
3.
Menjelaskan
bagaimana tanaman bisa bisa memanfaatkan nutrisi yang ada dalam tanah untuk
menunjang proses pertumbuhan dan perkembangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Tanah
yang Ideal Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Tanah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan tumbuhan karena tanah merupakan media bagi tumbuhan
yang hidup diatasnya, sumber nutrisi dan tempat melekatkan diri dengan akarnya.
Kondisi fisik tanah sangat ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Tingkat
kesuburan tanah merupakan salah satu factor modal yang harus diperhitungkan,
disamping faktor lain seperti keadaan lingkungan termasuk iklim, serangan hama
penyakit ataupun tanaman pengganggu. Tanah yang lebih subur akan berproduksi
lebih tinggi dari pada tanah yang kurang subur, bila tidak ada hambatan dari
lingkungannya.
Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut terbagi
menjadi dua, yaitu : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
terdiri dari gen dan hormon, sedangkan faktor eksternalnya terdiri dari air,
suhu, kelembapan, dan oksigen.
Tanah memiliki tiga sifat yakni
sifat fisika, sifat biologi, dan sifat kimia. Sifat fisika tanah merupakan
sifat yang bisa dirasakan dan dilihat meliputi, tekstur tanah, struktur tanah,
porositas, suhu tanah, dan warna tanah. Contohnya adalah tanah yang bertekstur
liat dan berstruktur granuler atau remah, cocok untuk ditanam tanaman karena
mampu mennyediakan unsur hara, air, dan oksigen yang cukup bagi kelangsungan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari
mahluk-mahluk hidup didalam tanah. Karena ada bagian-bagian hidup di dalam tanah,
maka tanah itu disebut sebagai “Living System” contohnya akar tanaman dan
organisme lainnya di dalam tanah. Sifat kimia tanah merupakan sifat tanah yang berkaitan
dengan unsur-unsur kimia. Sifat Kimia tanah meliputi pH tanah dan unsur unsur
makronutrien tanah. Peran pH tanah bagi tanaman adalah memudahkan tanaman untuk
menyerap unsure hara, sedangkan unsure-unsur makronutrien tanah berperan
mempercepat pertumbuhan tanaman.
Tanah terdiri dari tiga komponen:
padat (butir pasir, debu, liat dan baha organik) , cair (air di dalam pori
tanah), dan udara (di dalam pori atau rongga tanah). Untuk mendukung
pertumbuhan tanaman, ketiga komponen tersebut harus berada dalam keadaan seimbang.
Bila tanah terlalu basah (hamper semua pori diisi air), maka akan kekurangan
udara sehingga akar tanaman sulit bernapas. Sebaliknya, bila tanah terlalu
kering (kekurangan air), walaupun cukup udara, dapat menyebabkan tanaman layu. Keadaan
tanah yang serasi bisa menjadi habitat tumbuh-tumbuhan kalau perbandingan
komponen-komponennya sebagai berikut: mineral 45%, bahan organic 5%, air antara
20-30%, dan udara tanah antara 20-30%.
Dipermukaan bumi, lahan atau
tanah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebebkan oleh
beberapa hal, antara lain:
1.
Tekstur
tanah.
2.
Permeabilitas
tanah.
3.
Ketebalan
atau solum tanah.
4.
Kemiringan
lereng.
5.
Tingkat
erosi.
6.
Penyaluran
air.
Tentu saja tagihan (distribution)
gas dan air dalam ruang pori tanah dapat berubah dengan cepat tergantung pada
faktor cuaca dan sejumlah faktor lainnya.
Unsur-unsur yang biasanya
ditemukan dalam jumlah paling banyak adalah: O, Si, Al, Fe, C, Ca, K, Na dan
Mg. Ini merupakan unsur-unsur utama yang banyak ditemukan dalam kerak bumi atau
bahan endapan (sediments). Oksigen merupakan unsur yang paling umum dijumpai
dalam kerak bumi dan tanah. Unsur ini menyusun sekitar 47 % berat kerak bumi
dan lebih dari 90 % volume kerak bumi.
Komponen inorganik menempati
lebih dari 90 % komponen padat dalam tanah. Komponen inorganik ini memiliki
sifat-sifat seperti ukuran, luas permukaan, dan karakter muatan yang sangat
mempengaruhi reaksi-reaksi kinetik dan keseimbangan serta prosesproses yang
terjadi dalam tanah.
Komponen
inorganik dalam tanah meliputi mineral primer dan sekunder (dijelaskan di
bawah) yang memiliki ukuran (diameter partikel) berkisar dari lempung (<
0,002 mm atau < 2 m) sampai pasir kasar (> 2mm) dan batuan. Mineral
didefinisikan sebagai senyawa inorganik alam yang memiliki sifat fisik, kimia
dan kristalin tertentu. Mineral primer tidak mengalami perubahan sifat kimia selama
proses pengendapan dan kristalisasi dari lava yang meleleh. Mineral primer yang
umum dijumpai dalam tanah yaitu kuarsa dan feldspar. Sedang yang lainnya yang
jumlahnya relatif lebih sedikit yaitu piroksin, mika, amfibol dan olivin. Mineral
primer berada dalam fraksi pasir (partikel ukuran 2- 0,05 mm), dan debu
(partikel ukuran 0,05 – 0,002 mm), dan mungkin juga fraksi lempung yang sedikit
telah mengalami pelapukan. Mineral sekunder merupakan hasil pelapukan mineral
primer yang telah mengalami perubahan struktur atau pengendapan kembali hasil
pelapukan (dissolusi) dari mineral primer tersebut. Mineral sekunder yang biasa
terdapat dalam tanah yaitu mineral aluminosilikat (seperti kaolinit dan
motmorilonit), senyawa oksida-oksida (contoh; gibsit, goetit, dan birnesit),
bahan-bahan amorf (seperti imogolit dan allofan), mineral sulfur dan mineral
karbonat. Mineral sekunder biasanya terdapat dalam fraksi lempung, tetapi
fraksi debu kadang-kadang juga mengandung mineral ini. Kita dapat 5 komponen penyusun
tanah, yaitu :
a. Bagian
Mineral
Mineral adalah bahan penyusun
tanah utama yang berasal dari kristalisasi magma, atau terbentuk sebagai hasil
reaksi unsur kimia di dalam tanah. Berdasarkan ukuran dan proses terjadinya,
mineral dalam tanah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu mineral primer
dan mineral sekunder (Moorhause 1959). Mineral primer adalah mineral hasil
pelapukan fisik dari batuan, sehingga struktur Kristal dan jenisnya tetap sama,
hanya ukurannya menjadi lebih kecil, antara 2-0,05 mm. Mineral primer sering
pula disebut mineral pasir. Contoh mineral primer adalah kuarsa, biotit,
kalsit, dan dolomit. Mineral sekunder adalah mineral hasil pembentukan baru
atau hasil pelapukan mineral primer yang terjadi selama proses pembentukan tanah,
serta mempunyai komposisi dan struktur yang berbeda dengan mineral yang
terlapuk. Contoh mineral sekunder adalah kaolinit dan smektit. Menurut Shaw et
al. (1973), mineral primer dapat dibedakan atas mineral mudah lapuk
(weatherable mineral) dan mineral tahan lapuk (resistant mineral). Mineral
mudah lapuk adalah jenis mineral yang dapat melapuk dan melepaskan unsur-unsur penyusunnya
ke dalam tanah pada waktu proses pembentukan tanah. Mineral tahan lapuk adalah
mineral yang sulit melapuk seiring dengan proses pembentukan tanah.
Mineral mudah lapuk yang banyak
dijumpai di Indonesia adalah plagioklas, amfibol, dan piroksin. Mineral mudah
lapuk dapat mengalami proses pelapukan secara cepat, dan hasil pelapukannya
berupa unsur hara seperti Ca, Mg, Na, K, dan Fe. Mineral tahan lapuk (opak,
kuarsa) resisten terhadap pelapukan, sehingga walaupun tanah telah mengalami
tingkat pelapukan lanjut, mineral tahan lapuk masih tetap ada (Prasetyoet al.
2004).
b. Zat-
Zat Organik Dalam Tanah
Zat-zat organik yang kedapatan di
dalam tanah itu berasal dari pasir penguraian sisa-sisa tanaman dan hewan.
Tanah yang berupa pasir sedikit benar bahan organicnya, sedang tanah pertanian
yang biasa ad mengandung kira-kira 25% bahan organic.
Didalam bahan organic inilah terdapat
kegiatan-kegiatan bakteri, jamur dan organism-organiame lainnya yang berjasa
sekali dalam siklus peribahan zat –zat alam. Di daerah tropic, dimana kehidupan
mikroorganisme aktif sekali, sisa-sisa bahan organic cepat sekali berubah
menjadi zat-zat anorganik, sehingga jarang kita dpati humus yang cukup tebal.
c. Air
Tanah Dan Larutan Tanah
Air yang kita dapati di dlaam
tanah itu mengandung segala macam bahan yang terdpat di dalam tanah itu,
sehingga tepatlah kalau kita katakana, bahwa air tanah bukan air biasa lagi,
melainkan suatu larutan tanah.
Tanah yang terdiri atas
partikel-partikel besar kurang dapat menahan air daripada tanah yang
partikel-partikel lebih halus. Kita membedakan adanya air yang tidak bebas,
karena terikat secara kimia pada suatu partikel (air kimia), kita kenal air
mengelilingi suatu partikel (airhigroskopik), dan kita kenal juga air yang
mengisi sela-sela diantara partikel (air kapiler).
d. Udara
Di Dalam Tanah
Seperti halnya dengan sebagian
air, maka udara mengisi rongga-rongga yang ada di sela-sela partikel. Makin
besar partikelpartikelnya, makin banyak udara di sela-selanay. Inilah sebabnya
maka tanah liat apalagi yang basah benar karena air kapiler tidak mempunyai
ventilasi sama sekali. Tanah di mana rongga antara partikel itu ada yang
besar-besar dan ada pula yang kecil-kecil, itulah tanah yang paling baik untuk
akar tanaman. Rongga yang besar memberikan ventilasi yang cukup, sedang
rongga-rongga yang kecil dapat menahan air banyak-banyak.
e. Organisme
Di Dalam Tanah
Tanah mempunyai penghuni beupa
mikroorganisme bakteri, ganggang bersel satu, ganggang bersel banyak dan banyak
jenis jamur semuanya merupakan flora yang lazim terdapat di permukaan dan di
dalam lapisan tanah bagian atas. Sebagai faunanya kita dapati protozoa,
mematoda, serangga beserta larva-larvanya.
Ada
beberapa jenis organisme tanah, diantaranya adalah:
a.
Pemecah
bahan organik seperti slaters (spesies Isopoda), tungau (mites), kumbang, dan
collembola yang memecah-mecah bahan organic yang besar menjadi bagian-bagian
kecil.
b.
Pembusuk
bahan organik seperti jamur dan bakteri yang memecahkan bahan-bahan cellular.
c.
Pengikat
hara yang hidup bebas seperti alga dan azotobakter mengikat hara di dalam
tanah.
d.
Pembangun
struktur tanah seperti akar tanaman, cacing tanah, ulat-ulat, dan jamur
semuanya membantu mengikat partikelpartikel tanah sehingga struktur tanah
menjadi stabil dan tahan terhadap erosi.
e.
Patogen
seperti jenis jamur tertentu, bakteri dan nematoda dapat menyerang jaringan
tanaman.
f.
Predator
atau pemangsa, termasuk protozoa, nematoda parasite dan jenis jamur tertentu,
semuanya memangsa organisme tanah yang lain sebsagai sumber makanan mereka.
g.
Occupant/penghuni
adalah jenis organisme tanah yang menggunakan tanah sebagai tempat tinggal
sementara pada tahap siklus hidup tertentu, seperti ulat (larvae) dan telur
cacing.
h.
Organisme
bersimbiosis hidup pada/di dalam akar tanaman dan membantu tanaman untuk
mendapatkan hara dari dalam tanah.
Mycorrhiza
bersimbiosis dengan tanaman dan membantu tanaman untuk mendapatkan hara posfor,
sedangkan rhizobium membantu tanaman untuk mendapatkan nitrogen
2.2. Nutrisi
Yang Terdapat Dalam Tanah Yang Diperlukan Untuk Menunjang Pertumbuhan Dan
Perkembangan Tumbuhan.
Nutrisi atau zat makanan berupa
unsur-unsur atau senyawa kimia lainnya diperlukan tumbuhan sebagai sumber
energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan
selama pertumbuhan. Unsur-unsur tersebut sebagian diperoleh dari dalam tanah
yang diserapmelalui bulu-bulu akar.
Unsur-unsur yang diperlukan oleh
tumbuhan dalam jumlah relatif besar disebut unsur makro, yaitu
C,O,H,N,S,F,K,Ca, dan Mg. Unsur-unsur yang diperlukan tumbuhan dalamjumlah
sedikit disebut mikro, yaitu Fe,Cl,Cu,Mn,Zn,Mo,Bo,dan Ni, sedangkan unsur-unsur
yang diperlukan tumbuhan dalamjumlah sangat sedikit oleh tumbuhan tertentu
disebut unsur tumbuhan. Jika kebutuhan salah satu unsur tersebut tidak
terpenuhi, proses metabolisme tubuh tumbuhan kan terhambat, dan haltersebut
akan memmengaruhi pertumbuhan.
Analisa kimia merupakan cara
untuk mengetahui unsur-unsur kimia yang terdapat dalam tubuh tumbuh-tumbuhan,
untuk mengetahui dalam bentuk apa saja dan darimana unsur-unsur tersebut
diambil oleh tumbuh-tumbuhan.
Unsur-unsur
yang diperlukan tumbuh-tumbuhan disebut zat hara.
Zat
hara terbagi atas beberapa kelompok yaitu:
a.
Makroelemen
(zat hara pokok) yaitu unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak.
Unsur-unsur tersebut: C-H-ON-S-P-K-Ca-Mg-Fe
b.
Mikro
elemen (zat hara tambahan) yaitu unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit sekali, tapi penting untuk petumbuhan. Unsur-unsur tersebut merupakan:
Mn-Zn-B-Cu-Mo
c.
Unsur-unsur
yang hanya penting untuk tumbuhan tertentu. Unsur-unsur tersebut merupakan:
Na-Al-Cl-Si-Co
Fungsi
unsur-unsur tersebut untuk tumbuh-tumbuhan
• C-H-O : untuk pembentukan
karbohidrat
• N : untuk pembentukan protein
• P : untuk pembentukan AND, ARN,
ATP, ADP
• S : untuk pembuatan AND, ARN,
ATP, ADP
• K : untuk enzim
• Ca : untuk pembuatan dinding
sel
• Mg : untuk pembuatan klorofil
• Fe : untuk katalisator
Semua unsur-unsur yang diperlukan
diambil dari dalam tanah oleh akar dalam bentuk larutan garam mineral kecuali
CO2¬ untuk berfotosintesa dan O2 untuk berrespirasi, yang diambil dari udara
dalam bentuk gas CO2 masuk melalui stoma dan O2 masuk melalui seluruh epidermis
tubuhnya dan lentisel.
Tumbuhan memang mengekstraksi
mineral dari tanah. Nutrien Mineral adalah unsur kimia esensial yang diserap
dari tanah dalam bentuk ion anorganik. Sebagai contohnya, tumbuhan membutuhkan
nitrogen, yang mereka peroleh dari tanah terutama dalam bentuk ion-ion nitrat
(NO3-). Namun demikian, seperti yang dapat kita simpulkan dari dataVan Helmont,
nutrient mineral dari tanah hanya member kontribusi kecil pada keseluruhan
tumbuhan tersebut. Sekitar 80% sampai 85% dari masa herba (tumbuhan tidak berkayu)
adalah air, dan sebagian besar tumbuhantumbuh dengan cara mengakumulasi air di
dalam vakuola tengah sel-selnya.
Air dapat dianggap sebagai
nutrient karena air menyediakan sebagian besar atom hidrogen dan beberapa dari
atom-atom oksigen yang digabungkan dalam senyawa organik pada peristiwa
fotosintesis. Umumnya lebih dari 90% air yang diserap oleh tumbuhan hilang
melalui transpirasi, dan sebagian besar dari air yang dipertahankan oleh
tumbuhan ternyata berfungsi sebagai bahan pelarut, memungkinkan terjadinya pemanjangan
sel, dan bertugas mempertahankan bentuk jaringan yang lunak dengan cara
menjaga
agar sel-sel tetap turgid.
Suatu unsure kimia tertentu
dianggap sebagai suatu nutrient esensial jika nutrient tersebut diperlukan agar
suatu tumbuhan dapat tumbuh dari sebuah biji dan menyelesaikan siklus
kehidupannya, dan menghasilkan generasi biji yang baru.
Berikut
ini adalah tanda-tanda tanaman mengalami kelebihan dan kekurangan unsur hara.
1. Nitrogen (N)
Nitrogen adalah unsur hara makro
utama yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Nitrogen di dalam
tanaman merupakan unsur yang sangat penting untuk pembentukan protein,
daun-daunan dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Nitrogen ditinjau dari
berbagai sudut, mempunyai pengaruh positif sebagai berikut:
a.
Besar
pengaruhnya dalam menaikkan potensi pembentukan daun-daun dan ranting.
b.
Mempunyai
pengaruh positif terhadap kadar protein pada rumput dan tanaman makanan ternak
dan lainnya.
c.
Pada
berbagai tanaman gandum menaikkan kadar protein pada butir gandum.
Gejala
kekurangan unsur N :
-
Warna
daun yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning
-
Daun
menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan
-
Pada
tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh terhadap
pembuahan sehingga buahnya tidak sempurna, umumnya kecil dan cepat matang.
Gejala
kelebihan unsur N :
-
Tanaman
akan tampak terlalu subur, ukuran daun akan menjadi lebih besar
-
Batang
menjadi lunak dan berair (sekulensi) sehingga mudah rebah dan mudah diserang
penyakit
-
Penundaan
pembentukan bunga, bahkan mudah lebih mudah rontok dan pemasakan buah cenderung
terlambat.
2. Fosfor (P)
Gejala
kekurangan unsur P :
-
Warna
daunnya akan tampak tua dan sering tampak mengkilap kemerahan
-
Tepi
daun bercabang
-
Batang
terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning
-
Jika
tanaman berbuah, buahnya kecil, tampak jelek dan lekas matang.
Gejala
kelebihan unsur P :
-
Tumbuhan
kerdil
-
Warna
daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun.
3. Kalium (K)
Gejala
kekurangan unsur K :
-
Daun
terlihat lebih tua
-
Batang
dan cabang lemah dan mudah rebah
-
Muncul
warna kuning di tepi daun yang sudah tua yang akhirnya mengering dan rontok
-
Daun
keriting dimulai daun yang paling tua
-
Kematangan
buah terhambat
-
Ukuran
buah menjadi lebih kecil dan mudah rontok.
4. Kalsium (Ca)
Kalsium penting untuk tanaman dan
tanah. Kalsium merupakan bagian dari semua sel tanaman. Di dalam tanaman, ia
bersifat immobial. Ia tidak bergerak dari daun-daun muda, sehingga menyediakan
kalsium yang berkesinambungan sangat mutlak selama siklus hidup tanaman yang
bersangkutan. Bagi tanah kalsium yang seimbang jumlahnya dapat memperbaiki
struktur tanah.
Gejala
kekurangan unsur Ca :
-
Tepi
daun muda yang mengalami klorosis
-
Kuncup-kuncup
muda akan mati karena perakarannya yang kurang sempurna
-
Kalaupun
ada daun yang muncul, warnanya akan berubah dan jaringan di beberapa tempat
pada helai daun akan mati.
Gejala
kelebihan unsur Ca :
-
Akar
tanaman tidak mampu tumbuh memanjang dengan cepat
-
Menghalangi
pertumbuhan serta mekarnya daun-daun muda dan pucuk-pucuk
-
Menghalangi
pertumbuhan bagian tepi daun, oleh karena itu daun-daunnya menjadi keriting.
5. Magnesium (Mg)
Gejala
kekurangan unsur Mg:
-
Daun
mengalami klorosis dan tampak ada bercak-bercak coklat
-
Daun
yang semula hijau segar menjadi kekuningan dan tampak pucat
-
Warna
kekuningan ini pun timbul di antara tulang-tulang daun
-
Daun
mengering dan kerap kali langsung mati.
Gejala
kelebihan unsur Mg :
-
Daun
berwarna kuning, hal ini terjadi karena pembentukan klorofil terganggu
-
Pada
tanaman jagung kekahatan mg terlihat pada daun adanya garis-garis kuning yang
agak menonjol sedangkan pada
daun-daun
muda keluar lender terutama bila kekahatan sudah berlanjut.
6. Belerang (S)
Belerang
diserap oleh tanaman sebagai anion SO42-. Peranan fisiologisnya analog dengan
nitrogen, sebab keduanya merupakan penyusun protein. Peranan unsur belerang (S)
adalah :
-
Sebagai
koenzim yang terlibat dalam rantai transfer electron pada respirasi dan
fotosintesis
-
Bahan
produksi sekunder yang mudah menguap.
Gejala
kekurangan unsur S :
-
Daun
muda yang berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata,
sedikit mengkilat agak keputihan lantas berubah menjadi kuning kehijauan
-
Pertumbuhan
tanaman akan terhambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.
7. Besi (Fe)
Fungsi
lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme.
Gejala
kekurangan unsur Fe :
-
Pada
daun muda, mula-mula secara bertempat-tempat daun berwarna hijau pucat dan
hijau kekuningan
-
Tulang
daun tetap berwarna hijau serta jaringannya tidak mati
-
Pada
tulang daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna
kuning dan ada pula yang menjadi warna putih.
8. Mangan (Mn)
Gejala
kekurangan unsur Mn :
-
Tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi
lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua
-
Pada
serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada
bagian tengah dan pangkal daun muda.
9. Seng (Zn)
Gejala
kekurangan unsur Zn :
-
Tanaman
kerdil
-
Ruas-ruas
batang memendek
-
Daun
mengecil dan mengumpul (resetting)
-
Klorosis
pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
10. Tembaga (Cu)
Fungsi dan peranan Cu antara lain
: mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam
butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan
karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan
terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.
Gejala
kekurangan unsur Cu :
-
Pembungaan
dan pembuahan terganggu
-
Warna
daun muda kuning dan kerdil
-
Daun-daun
lemah, layu dan pucuk mengering serta batang
-
Tangkai
daun lemah.
11. Molibdenum (Mo)
Fungsi
Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan
xantine oksidase.
Gejala
kekurangan unsur Mo :
-
Pertumbuhan
tanaman terhambat.
-
Daun
menjadi pucat dan mati.
-
Pembentukan
bunga terlambat.
12. Boron (B)
Fungsi
boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat,
karbohidrat, protein, fenol dan auksin.
Gejala
kekurangan unsur B :
-
Pertumbuhan
terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar).
-
Mati
pucuk (die back).
-
Mobilitas
rendah.
-
Buah
yang sedang berkembang sangat rentan terserang penyakit.
13. Klor (Cl)
Klor berfungsi sebagai pemindah
hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak
seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit
dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses
fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.
Gejala
kekurangan unsur Cl :
-
Pola
percabangan akar abnormal
-
Gejala
wilting (daun lemah dan layu)
-
Warna
keemasan (bronzing) pada daun
-
Pada
tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
2.3. Bagaimana
Tanaman Bisa Bisa Memanfaatkan Nutrisi Yang Ada Dalam Tanah Untuk Menunjang
Proses Pertumbuhan Dan Perkembangannya
a. Penyerapan Unsur Hara
Ada
3 cara pergerakan unsur hara dari larutan tanah ke akar, yaitu :
1.Intersepsi(Penyerapan)Akar
2.AliranMassa(massflow)
3. Difusi
Intersepsi Akar : Pada waktu akar tanaman tumbuh,
maka akar memasuki ruangan yang ditempati oleh unsur hara dan terjadi kontak
yang sangat dekat sehingga terjadi pertukaran ion pada permukaan akar dan
permukaan kompleks adsorpsi.
Aliran Massa : Gerakan/aliran air bersama dengan
elektrolit terlarut melalui tanah. Gerakan masal ini terjadi karena adanya perbedaan
potensial karena hujan, pengairan, atau serapan air oleh akar.
Difusi : Difusi gerakan ion yang terjadi karena
adanya gradien difusi/adanya perbedaan kegiatan ion. Pertukaran kontak dan
aliran massa merupakan mekanisme penyumbang populasi ion didaerah perakaran
mekanisme difusi adalah untuk ion H2PO4- dan K+ Aliran massa (massflow) dan
diffusi merupakan dua proses yang menyebarkan bahan terlarut dalam profil tanah
seperti pupuk dan pestisida. Kata diffusi berarti suatu penyebaran yang
disebabkan oleh pergerakan panas secara acak, sebagai gerak Brown dari partikel
koloid (Wild, 1981). Dalam hal ini perpindahan terjadi oleh adanya perbedaan
konsentrasi larutan pada dua tempat yang berjarak tertentu dimana pergerakan
terjadi dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Aliran massa atau
aliran konveksi berbeda dengan difusi kerena pergerakannya terjadi oleh adanya
perpindahan air atau gas (Hillel, 1980).
Proses aliran massa dan difusi terjadi oleh
sifat-sifat fisika yang berbeda dan arah geraknya berbeda. Aliran massa suatu
zat dalam larutan tanah akan bergerak dari daerah yang berair ke daerah yang
kering. Sedangkan difusi justru berlawanan, yaitu dari daerah yang
berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah (daerah yang banyak air). Walaupun
prosesnya berbeda tetapi di dalam tanah berlangsung secara simultan atau
bersama-sama (Wild, 1981).
Kedua proses pergerakan, baik difusi maupun aliran
massa, sangat penting dalam memindahkan unsur hara dari suatu tempat ke dekat
permukaan akar, agar dapat diserap oleh akar tanaman. Hal ini terjadi bagi
unsur hara P, K, Ca, Mg, S dan sebagainya; tetapi bagi unsur hara N, terutama
NO3- , justru pergerakan tersebut bukan saja berperan memindahkan ke dekat akar
tetapi dalam pengangkutan yang menjauhi akar atau biasa dikenal sebagai
tercuci/terlindi (Nkrumah, Griffith, Ahmad dan Gumbs, 1989).
b. Pengangkutan Zat Melalui Xylem
Pengangkutan
zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
1.
Pengangkutan
vaskuler (intravaskuler) : pengangkutan melalui berkas pembuluh pengangkut.
2.
Pengangkutan
ekstravaskuler : pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh
pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah
horisontal. Di dalam akar pengangkutan ini melalui :
Bulu akar - epidermis
- korteks - endodermis - xylem.
Pengangkutan
ekstravaskluler dibedakan :
-
Transportasi/
lintasan apoplas : menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor pasif
melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding sel dan ruang antar sel)
-
Transportasi/
lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian hidup dari
sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).
Air dan garam mineral akan
diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem). Komponen utama penyusun xylem
adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan
sel-sel yang mati karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya mempunyai dinding
sel. Sel trakea terdiri atas tabung yang berdinding tabal dan membentuk suatu
pembuluh. Sel trakeid merupakan sel dasar penyusun xylem, yang terdiri dari sel
memanjang dan berdinding keras karena mengandung lignin. Pada beberapa tempat
dinding sel trakeid terdapat bagian-bagian yang tidak menebal yang disebut
noktah.
Selain trakea dan trakeid xylem
juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu) yang merupakan sel hidup dan
berfungsi untuk menyimpan bahan makanan. Xylem juga mengandung serabut kayu
yang berfungsi sebagai penguat (penyokong)
Proses pengangkutan air dan zat
zat terlarut hingga sampai ke daun pada tumbuhan dipengaruhi oleh :
-
Daya
kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai pipa
kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi
antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
-
Daya
tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan
akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7 - 2,0 atm).
Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak
menggenang dipermukaan tunggaknya.
-
Daya
hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang
besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan).
-
Pengaruh
sel-sel yang hidup
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tanah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan tumbuhan, karena tanah merupakan media bagi tumbuhan
yang hidup di atasnya, sumber nutrisi, dan tempat melekatkan diri dengan
akarnya.
Nutrisi adalah substansi organik
yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari pertumbuhan suatu pohon.
Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh
tubuh tumbuhan. Adapun nutrisi di dalam tanah adalah berupa air dan mineral. Tingkat
kesuburan tanah merupakan salah satu factor modal yang harus diperhitungkan,,
disamping faktor lain seperti keadaan lingkungan termasuk iklim, serangan hama
penyakit ataupun tanaman pengganggu. Tanah yang lebih subur akan berproduksi
lebih tinggi dari pada tanah yang kurang subur, bila tidak ada hambatan dari
lingkungannya.
Ada
5 komponen penyusun tanah, yaitu :
1.
Bagian
Mineral
2.
Zat
organic dalam tanah
3.
Air
tanah dan larutan tanah
4.
Udara
yang ada dalam tanah
5.
Organism
dalam tanah
Unsur-unsur
yang diperlukan tumbuh-tumbuhan disebut zat hara. Zat hara terbagi atas
beberapa kelompok yaitu:
1.
Makroelemen
(zat hara pokok)
2.
Mikro
elemen (zat hara tambahan)
3.
Unsur-unsur
yang hanya penting untuk tumbuhan tertentu. Unsur-unsur tersebut merupakan:
Na-Al-Cl-Si-Co
Unsur
hara dapat tersedia disekitar akar melalui 3 mekanisme penyediaan unsur hara,
yaitu: (1) aliran massa, (2) difusi, dan (3) intersepsi akar. Hara yang telah
berada disekitar permukaan akar tersebut dapat diserap tanaman melalui dua
proses, yaitu:
a.
Proses
Aktif
b.
Proses
Selektif
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, D. 1988. Pengantar Fisiologi
Tumbuhan. Penerbit PT. Gramedia
Jakarta.
Harahap, F dan Nusyirwan. 2007. Fisiologi
Tumbuhan, Suatu Pengantar. UNIMED Press Medan.
Salisbury, F.B and Ross, C. 1984. Plant
Phisiology. Third plant. Penerbit PT. Gramedia Jakarta.
Santosa. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas
Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Tim Kimia Dasar. Penuntun Belajar Kimia Dasar.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar